Belanja dan manusia
adalah dua kata yang nggak bakal pernah bisa pisah. Sejak zaman barter, orang
udah mulai belanja. Sampai manusia mengenal yang namanya duit, model belanja
pun mulai berkembang, mulai dari warung, pasar, sampai mall-mall gaul kayak
sekarang.
Tapi, untuk belanja di
toko atau tempat macam mall yang konvensional, kita butuh waktu yang banyak. Gak
jarang, waktu yang abis di jalan lebih banyak ketimbang waktu belanja. Belum
lagi soal tenaga. Apalagi ibu-ibu kayak
saya, duh, belanja bareng Jiwo itu betul-betul menguras energi. Mau belanja
sendiri? Mana punya waktu. Si baby nguwil itukan ngintil terus. hihihi
Nah, sekarang, beli
barang lewat online market place bisa jadi solusi biar waktu gak kebuang banyak.
Karena nggak ribet, bisa dilakuin dari mana aja, dan kapan aja. All we have to do adalah buka website yang bisa kita jadikan tempat belanja
online murah dan menyenangkan.
Tapi, yang namanya
dunia, gak akan bisa lepas dari orang gak bertanggung jawab. Pasar online macam
ini bisa aja dijadiin tempat melakukan tindak kejahatan. Model kejahatannya sih
bukan yang pake kekerasan atau semacamnya, lebih ke kejahatan halus ala dunia
maya yang biasa disebut cybercrime. Satu
di antaranya adalah carding, apaan
tuh?
Carding adalah sebuah
tindakan pencurian data diri dan informasi rekening seseorang. Nah, kalau
identitas dan informasi udah dicuri, duit yang ada di rekening kita pun bisa
dipake belanja sama si maling. Ngeri, yah?
Nah biar tetep aman,
ada beberapa cara untuk menghindari yang namanya carding ini:
- Jangan bertransaksi menggunakan komputer kantor atau komputer umum. Lebih baik gunakan milik pribadi.
- Setelah mengisikan sandi, lebih baik tidak menyimpannya.
- Setelah login jangan lupa logout kembali, karena dari sinilah data kita bisa terambil.
Sekarang udah tau dong
tipsnya? Jadi pastikan kita mempraktekkannya untuk menghindari hal-hal
yang gak diinginkan
terjadi. Selain kejahatan di
atas,
sebenernya masih ada lagi kejahatan yang terjadi saat
belanja online. Misalnya aja, penipuan yang dilakukan oleh beberapa toko online palsu.
Ya, memang susah sih untuk membedakan antara toko online palsu dengan yang asli. Tapi, ada beberapa ciri yang
bisa dilihat. Pertama, toko online yang asli gak akan menawarkan harga yang murah dan gak masuk akal. Bahkan harga tersebut jauh dibawah
pasaran. Harga popok setengah dari
harga biasa saya beli? Ya pasti saya tinggalkan toko online itu karena sangat
gak meyakinkan.
Toko
online palsu juga sering kali menggunakan identitas yang gak asli. Baik dari alamat toko yang gak jelas, maupun nama pemiliknya.
Selain itu,
toko online palsu juga sering berganti-ganti nomor rekening. Hal ini mereka
lakukan agar jejak mereka tak tercium oleh pihak berwajib. Pinter banget yah penipu jaman sekarang. Hmm…
Itulah beberapa kejahatan yang sering terjadi
pada saat belanja online. Kalau
sudah mencium atau mengetahui gerak-gerik yang kayak gitu, sebaiknya
urungkan niat untuk membeli. Selain itu, jangan lupa untuk selalu menjaga data diri saat melakukan belanja online murah. Agar gak terjadi hal yang tak
diinginkan. Semoga bermanfaat, ya!
;)
COD aja kalo bisa mah ya :)
BalasHapus