Arkadia. Diberdayakan oleh Blogger.

Ibu Macam Apa Kamu!


Jadi kemarin tulisan mas suami yang judulnya 'Pergilah Bu, Bahagiakan Dirimu' viral besar. Seorang ibu mengkopas (dengan sumber) tulisan itu di statusnya dan sampai saya mengetik ini, yang share sudah tembus 23ribu orang.

Seperti biasa, namanya viral, pasti ada orang-orang yang nggak setuju dengan isi tulisan itu karena nggak sejalan dengan pemikiran dan pilihan hidupnya. Tapi jadi lucu karena banyak banget yang menyudutkan pilihan hidup kami, sampai tega merendahkan saya padahal kami sama-sama seorang ibu.

Ada yang bilang saya ibu aneh, kami keluarga nggak bener, ibu yang mau menang sendiri, ibu yang egois, ibu nggak inget keluarga, ibu macam apa sih tega banget jalan-jalan sendirian ninggalin anak, sampai ada yang bikin ngakak banget karena saya disuruh ke psikiater. Huahahahahaha Jadi ibu-ibu yang jalan-jalan tanpa anak dan suami itu, kejiwaannya terganggu apa gimana? :)))

Pergilah Bu, Bahagiakan Dirimu..

 

Jiwo, ini bapak.

Saat bapak menulis ini, ibu sedang berkemas, dia akan melakukan perjalanan ke luar kota, sendirian. Ini perjalanan ke tiga yang dia lakukan bulan ini. Bapak membiarkannya, meskipun tau, mengurus kamu tanpanya hitungan hari itu bukan hal yang mudah. Kenapa? Karena bagi bapak, membuatnya bahagia adalah membuat keluarga kita selalu bahagia.

Tiga tahun lalu, bapak pernah kecolongan, ibu kena serangan Post Partum Depression. Depresi yang membuat ibu kamu kerap menangis dan menjerit tanpa alasan. Depresi yang nyaris menghancurkan keutuhan keluarga kita, andai saja Gusti tidak langsung ambil bagian. Kenapa bisa kecolongan? karena dulu bapak membiarkan dia menjadi seorang ibu, tanpa mempersilakan dia menjadi dirinya sendiri.

Menikah Muda Tak Pernah Merampas Apapun dari Saya


Dulu, saya tuh anti banget sama yang namanya nikah muda. Pokoknya kalau ada temen yang bilang pengin nikah-padahal masih muda, saya pasti jadi setannya. Saya komporin kalau nikah muda itu nggak bakal enak. Jangan deh pokoknya jangan. Dan saya janji sama diri sendiri, nggak ada nikah muda dalam hidup saya.

Muda dalam kamus saya, adalah di bawah 25 tahun. Ini kamus saya ih bukan standar bkkbn apalagi undang-undang, bebas ya bebas dong. haha

Ya masa masih muda udah nikah sih? Kan sayang umurnya. Umur dua puluh tahunan itu, bagi saya, usia yang mantap jaya buat melakukan banyak hal. Pol-polan berkarya, giat-giatnya bekerja, mengejar apapun yang jadi mimpi-mimpi kita. Trus menukar itu semua itu dengan.. menikah? Hih.

Karena Hati Selalu Punya Jalannya Sendiri



Jadi semalam saya dan suami membahas soal mantan-mantan kami. Ini gara-gara postingan #GesiWindiTalk yang bikin saya terpancing, trus bilang ke suami "Yang, aku pengin nulis soal mantan kayak Gesi. Tentang hubungan baik kita sama mantan mantan aku dan mantan mantan kamu. Tapi i want to bring it to the next level: kita nulis berdua!". HAHAHA I LOVE YOU GESI! (kalimat terakhir ini pesenan)

Dimana ada coba suami istri nulis bareng soal mantan? Itukan spesies yang bisa memporakporandakan rumah tangga dalam sekali kedip ya. Kok ya malah dibahas bareng, saya memang rada gesrek ya :))

Mas suami nggak langsung mengiyakan, tapi sepulang kerja, kami diskusi soal ini. Di dapur sambil masak indomie goreng. Awalnya saya cuma ajak dia ngobrol soal hubungan baik kami dengan para mantan, tapi ternyata saya dan suami menjalani obrolan yang jauh lebih sensitif. Kami bicara dari hati ke hati, air mata ke air mata, soal masa lalu kami dan perasaan-perasaan yang belum-dan mungkin-tidak pernah selesai.

Blog Sujiwo dan 2016



Bagi kami, tahun 2016 jadi tahun yang hebat untuk blog Sujiwo ini. Banyak banget pencapaian, berkah, rejeki, sekaligus nyinyiran orang. Katanya, dinyinyirin itukan tanda femes ya. Makanya kami syukuri sekalian, karena alhamdulillah blog anak kami sudah mulai masuk fase femes. HAHAHAHA ayo dong nyinyirin lagi dong :P

Tahun ini bapak Jiwo mulai ikutan nulis di sini. Dia nulis 3 postingan dan tiga-tiganya viral besar. Nggak paham banget deh kenapa bisa ajaib gitu. Satu tulisan pageview-nya 200ribu, yang satu 80ribu, yang terakhir baru kemaren 150ribu. Kan kesel ya. Itu satu tulisan dia, pageview-nya sebanyak tulisan saya selama enam bulan. Saya nulis sampe senep, berbulan-bulan, dengan visual yang diusahakan kece badai, dibalap sama dia cuma dengan satu postingan curhat.