Arkadia. Diberdayakan oleh Blogger.

Kepada Para Suami, Saya Mohon, Bacalah Sebentar


Kepada para suami, dimanapun kalian..

Perkenalkan, saya Topan Pramukti, bapak satu anak yang pernah menyaksikan istri berjuang melawan Post Partum Depression. Pernah dengar? Saya tidak akan menjelaskan secara teori, di sini saya hanya ingin memohon agar kalian duduk sebentar, luangkan waktu barang 10 menit untuk membaca cerita saya ini sampai habis. Saya mohon.

Namanya Bunga, seorang teman saya yang tentu bukan nama sebenarnya. Beberapa waktu lalu ia melahirkan anak pertamanya. Kalau kalian pikir dia sekarang sedang di puncak bahagia, kalian salah. Hari-harinya, saat ini, dilalui dengan penuh air mata dan rasa cemas. Berkali-kali dia harus melawan dirinya sendiri, saat pisau di dekatnya kerap dia todongkan pada bayinya. Berkali-kali pula dia nyaris kehilangan nyawa, sebab baginya, pilihan hanya dua: dia atau anaknya yang mati.


Suaminya kemana? Ada. Mereka tinggal satu rumah dan tidur satu ranjang. Hubungan mereka baik-baik saja dan keluarga mereka (kelihatannya) normal dan bahagia. Tak ada masalah, tak pula ada orang ketiga. Ekonomi keluarga sedang berada di titik baik, pun kesehatan, semua baik.

Namun Bunga tetap meneteskan air mata setiap hari, dia tetap sesungukan, menangis, dan butuh pertolongan. Ibu muda itu sebisa mungkin menghindarkan pandangannya dari pisau atau benda tajam apapun, karena bisikan jahat itu bisa datang kapanpun dimanapun. Bunga selalu tidur membelakangi bayinya, karena untuknya, berhadapan adalah drama berujung histeris semalaman.

Bunga gila, ya? Bukan.. Dia adalah ibu yang menderita Post Partum Depression.

Cerita lain datang dari Lala, lagi-lagi bukan nama sebenarnya. Satu dari lusinan perempuan yang menjadikan istri saya, tempat mencari pertolongan. Saya tak pernah mengenal perempuan ini, seperti saya tak pernah mengenal perempuan-perempuan pencari pertolongan lain yang berderet di daftar kontak hape istri saya. Yang saya tau, ada seorang ibu muda tiba-tiba menulis pesan pada istri saya di twitter. Meminta nomer hape karena dia butuh diselamatkan. Satu alarm yang membuat istri saya langsung memberikan kontak padahal belum kenal: dalam pesannya dia menyebut-nyebut Post Partum Depression.

Singkatnya, Lala dan istri saya berkomunikasi lewat aplikasi whatsapp. Lala mengaku sering mendapati tubuhnya membiru, dingin, dan gemetar. Dia seperti mau mati, katanya. Lala takut keramas, dia cemas saat bilas matanya harus tertutup, membuka mata dalam keadaan tak bernyawa. Lala takut keluar rumah, takut mati di jalan. Lala takut ketemu orang baru, takut dibunuh.

Lala gila, ya? Bukan.. Dia sama seperti Bunga, seorang ibu yang menderita Post Partum Depression.
Lala dan Bunga bukan cuma ada dua, mereka banyak. Istri saya kerap salah menyebut nama saking banyaknya yang harus diladeni curhat. Saking banyaknya yang tiba-tiba menelpon sambil menangis jerit-jerit. Padahal sederet nama di kontak hape kami, hanya yang diantar takdir untuk menemukan kami, sebagai sebut saja: penyintas Post Partum Depression.

Lala dan Bunga punya satu kesamaan, mereka merasa gila dan tak ada seorangpun yang peduli dengan itu. Termasuk suami. Orang yang setiap hari ada di samping mereka, satu-satunya manusia yang mereka harapkan dapat mengerti kondisi mereka, bergeming tak peduli. Mereka melawan sendirian, berjuang sendirian.

Dua setengah tahun yang lalu, istri saya adalah Lala dan Bunga. Ia pernah nyaris membunuh bayi kami. Dia, pernah hidup berhari-hari di kolong kasur karena takut mati. Saya, pernah menganggapnya sakit jiwa. Saya pernah memilih diam tidak peduli. Ia pernah berjuang melawan Post Partum Depression, sendirian.

Tapi di tengah perjuangan, dia melawan dengan sangat keras. Dia mengumpulkan artikel-artikel tentang Post Partum Depression dan memberikannya pada saya, memohon agar saya membacanya seperti yang saat ini saya lakukan pada kalian.

Istri saya menekuk lutut, mengatupkan tangan, menangis, dan memohon sejadi-jadinya agar saya mau membaca dan memahami kondisinya saat itu. Karena dia tahu, hanya saya yang bisa membantunya berjuang melawan. Menurutnya, hanya saya yang mampu menyelamatkan nyawanya dan bayi kami.

Dia memeluk saya kencang, meminta setulus yang dia bisa, membasahi dada saya dengan air mata, membiarkan hati kami yang bicara. Saat itu, dia mungkin tahu, tak ada satu katapun yang dapat meluluhkan hati saya. Belum banyak pengetahuan soal Post Partum Depression beredar di masyarakat, tak ada banyak teori yang bisa dia sodorkan untuk saya. Di mata saya, dia sakit jiwa.

Dia cuma punya mata basah dan hati yang meluluh paling luluh, tanpa bicara dia memohon, dengan sangat. Hati tetaplah hati. Mata saya ikut basah, kami berpengangan tangan dan berjuang bersama-sama.

Kami, berdua, melewati hari-hari paling sulit. Saat dimana keuangan keluarga carut marut, bayi kami merindukan ibunya, pekerjaan yang menumpuk, dan istri yang terus hidup di kolong kasur sambil menangis menggerung-gerung. Kondisi istri saya semakin tak terkendali, sudah tak dapat dihitung berapa kali tinju yang dilayangkannya ke tubuh saya, tembok yang dipukuli, dan pintu yang dibanting.

Kami, berdua, menjalani titik rumah tangga paling rapuh. Andai saja saya memilih menyerah, mungkin saat ini kami tak lagi bersama. Mungkin istri atau bayi saya sudah pergi menghadap Gusti, atau kami bertiga sedang menjalani hidup masing-masing yang entah seperti apa hancurnya. Andai saja waktu itu saya memilih menyerah, tetap tidak peduli, rumah tangga kami berakhir sudah.

Kepada para suami, dimanapun kalian..

Post Partum Depression adalah serangan depresi yang menyerang ibu paska melahirkan. Pintu masuknya, adalah depresi yang lebih ringan, atau terkenal dengan nama Baby Blues. Faktanya, 80 persen ibu yang baru melahirkan MENGALAMI BABY BLUES. Jadi mari kita simpulkan, bahwa Post Partum Depression sangat mungkin terjadi pada siapapun, termasuk istri-istri kalian.

Saya mohon, dengan sangat, kalau sampai itu terjadi, tetaplah di sana. Tetaplah di sisi perempuan yang kalian ikat dengan janji suci, peluk dia, dan ikutlah berjuang. Bertahanlah, wahai para Ayah.. Saya bersumpah atas nama Tuhan, bahwa Post Partum Depression bukanlah hal yang mudah untuk dilewati sendirian. Perempuan yang memelukmu sambil berurai air mata, benar-benar butuh pertolongan.

Cari sebanyak-banyaknya artikel tentang depresi ini, konsultasikan pada dokter atau ahli, genggam tangannya erat, terus berjalan dan menangkan perjuangan. Semoga kita semua selalu sehat dan bahagia.

Salam,

Topan Pramukti

-----
Notes:
Istri saya pernah menulis tentang Post Partum Depression dari pengalamannya di sebuah forum online, tulisannya bisa dibaca di sini: Melawan Post Partum Depression

Dan, istri saya juga pernah membuat Ebook sederhana yang isinya kupas tuntas Post Partum Depresion. Dari pengalaman, hingga pencegahan dan penanganan yang ditulis oleh seorang psikolog. Gratis. Bagi yang mau, silakan tinggalkan alamat email di kolom komentar, nanti akan kami kirimkan. Tapi harap jangan minta buru-buru, karena kami tidak 24 jam di depan komputer. Semoga bermanfaat.

Ah, ya. Saya boleh minta tolong satu hal lagi? Ini khusus untuk pembaca. Artikel ini boleh dikopas, boleh di share seluas-luasnya. Tapi mohon sertakan sumbernya, karena ini menyangkut nama saya dalam tulisan tersebut. Menulis "Sumber: www.sujiwo.com" di akhir tulisan, tidak susah, kan? Mari saling menghargai.

468 komentar

  1. Sampai begitu ya..? Terimakasih tulisannya jd menambah wawasan. Intinya ibu yg baru melahirkan merasa bahwa dihadapannya kini ada makhluk baru yg akan dia berikan perhatian dan kasih sayang sementara dirinya sendiri masih butuh kasih sayang dr suami. Dan belum bisa berbagi ..itu yg kurasakan ketika melahirkan anak pertama. Jd suami hendaknya perhatian ekstra sama istri pasca melahirkan

    BalasHapus
  2. Allhamdulillah ada mas selamat yg selalu mendampingi ya. Keren pokoknya. Para ayah harus baca ini.

    BalasHapus
  3. Mewek bacanya. Pungky yang sekarang kukenal beda dengan dua setengah tahun lalu. :(
    Mudah2an sekarang banyak yang makin ngerti tentang Post Partum Depression.

    BalasHapus
  4. Allhamdulillah... luar biasa, syukurlah mas Topan mampu mendampingi.

    Saya mengalami jg baby blues yg lumayan parah.... menangis dan takut. Sedih dan murung menerus, kdg enggan dekat2 dgn baby krn takut. Setiap bayinya mennagis saya akan menangis lbh keras. Dan merasa sendirian... pdhl ada klrg di sekeliling saya. Allhmdulillah...terlewati

    BalasHapus
  5. Saya pernah punya trman yg alami baby blues. Itu pun sudah membuat dia nyaris terpuruk. Beruntung dia bisa bangkit dan tidak sampai menjadi post partum depression.


    Terima kasih sharingnya mb

    BalasHapus
  6. Makasih mas tulisannya, saya tau nya baby blues dan iyaa pernah merasakan. Alhamdulilah terlewati dengan baik, salut dengan hubungan suami istri yang kuat, karena memang tidak ada yang tidak bisa lewati bersama

    BalasHapus
  7. terimakasih sharingnya Pak. Semoga semakin luas pengetahuan para ortu ttg Post Partum Depression ini...

    BalasHapus
  8. Allahu akbar.. Nangis. Asli. Semoga kita selalu dikuatkan baik fisik dan mental dengan pengertian dan hangat sehangat hangatnya pelukan suami. Allah Maha Baik :")

    BalasHapus
  9. Ya allah terharu sekali smoga suami2 diluar sana membacanya, sering mendengar tentang ini tapi ngsk mnyangka bgitu dahsyatnya seperti ini.

    BalasHapus
  10. Saya prnh mengalami baby blues. Atau mngkn post partum depression. Alhamdulillah bs melewatinya, sndirian dgn pertolongan Allah. Krn saat itu tdk ada suami dsamping krn rmh tangga yg di ambang kehancuran. Bener2 berat dan kasian anak sya kl diinget2 lgi...

    BalasHapus
  11. Saya belum menikah tapi sudah lebih dari cukup mbuat saya meleleh membaca cerita ini. Saya ga berani bersumpah tapi saya juga ga mau mengalami seperti apa yang Lala dan Bunga alami. Can't speak anymore. T_T

    BalasHapus
  12. Aku IBU 2 anak malah br tau ttg post partum depression ini, ah bodohnya aku. aku pikir hanya sampai pada baby blues saja, thx abundantly mas for sharing. Means a lot for me. Kebetulan aku ikut kader posyandu, sangat bermanfaat sekali sharingnya, utk menghadapi para ibu. Tuhan berkati keluarga mas Topan dan istri. Terus berbagi ya...

    BalasHapus
  13. Mengalami baby blues saja sudah cukup mengerikan buat saya. Terima kasih sudah berbagi ya mas...

    BalasHapus
  14. Subahanalloh artikel yg sangat bagus. Thx mas topan see u @ colacap

    BalasHapus
  15. Bertambah lagi wawasan saya dan menambahkan deretan resiko yang dihadapi seorang perempuan. Dan semua akan teratasi jika dilalui dan dihadapi bersama. Tks infonya mas Taufan.

    BalasHapus
  16. Baby blues syndrome ku gk separah itu sih. Cuma aku jd over protective sama bayiku. Dan sempet jd bertengkar dgn mertua krn beda cara asuh

    BalasHapus
  17. Sebenarnya post partum depression termasuk gangguan jiwa juga, namun tentu saja bukan gila/skizofrenia.

    Dan hatu-hatilah, ada yg disebut juga post partum psychosis. Ini kondisinya lebih berat dari depresi, karena ada halusinasi dorongan ingin membunuh, dsb. Harus dikonsultasikan langsung ke psikitater.

    BalasHapus
  18. Sebenarnya post partum depression termasuk gangguan jiwa juga, namun tentu saja bukan gila/skizofrenia.

    Dan hatu-hatilah, ada yg disebut juga post partum psychosis. Ini kondisinya lebih berat dari depresi, karena ada halusinasi dorongan ingin membunuh, dsb. Harus dikonsultasikan langsung ke psikitater.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gangguan mood pasca melahrkan tepatnya mbk..kalau skizo kan dapat seumur hidup, PND dan post psikosis tidak menetap asal di tangani se-segera mungkin..asal disembuhkan..

      Hapus
    2. Gangguan mood pasca melahrkan tepatnya mbk..kalau skizo kan dapat seumur hidup, PND dan post psikosis tidak menetap asal di tangani se-segera mungkin..asal disembuhkan..

      Hapus
  19. Akhirnya ada yang menuliskan ini. Terima kasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Malam mas, saya berminat utk membaca ebooknya. Kalaublh di email ke paulyna.drg@gmail.com
      Sungguh bacaan yg menggugah perasaan. Tks. Paulyna

      Hapus
  20. Mba pungky.. Beruntungnya memiliki suami seperti mas topan dan anak setangguh jiwo.. Kalian sekeluarga hebat mba mas.. Jiwo pasti akan bangga baca tulisan ini kelak.. ;)

    BalasHapus
  21. 2bulan pertama aku begitu juga mbak, aku jahat sama bayiku...dan aku merasa berdosa...

    BalasHapus
  22. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  23. It is heart breaking to read it. Thanks for sharing :)

    BalasHapus
  24. terima kasih atas tulisannya, wajib dibaca sama semua suami. Saya menderita baby blues setelah melahirkan anak pertama, saat itu berbarengan juga dengan kondisi Payudara saya yang terkena mastitis atau radang serta area puting yang robek, yang saya lakukan setiap kali momen menyusui bersama anak saya, saya menjedotkan kepala saya ke dinding. Beruntung suami saya sangat tanggap akan kondisi saya dan alhamdulillah hal itu ga berlangsung lama. Memang supprot sistem dalam keluarga harus kuat terutama dukungan suami terhadap istrinya.

    BalasHapus
  25. Aku juga gitu 😂😂😂
    Tapi alhamdulillah semua bisa dilewati ya pung, om topan ^^

    BalasHapus
  26. Alhamdulillah saya tdk pernah merasakan baby Blues ato post partum,karena ijin allah aq lbh bahagia stlh melahirkan

    BalasHapus
  27. Alhamdulillah saya tdk pernah merasakan baby Blues ato post partum,karena ijin allah aq lbh bahagia stlh melahirkan

    BalasHapus
  28. Nice share mas,
    Btw ada gak sih kiat2 untuk mengurangi potensi terjadinya Baby blues dan PPD?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada, mbak..
      Aku pernah merangkumnya dalam sebuah ebook, ditulis oleh seorang psikolog. Kalau mau, silakan tinggalkan email, nanti aku kirim :)

      Regards,
      Istrinya Mas Topan

      Hapus
    2. Mau donk mba email ku dianaaneesh123@gmail.com

      Hapus
    3. d1v1n3_d12ag0n@yahoo.com

      Thanks mba Pungky..

      Hapus
    4. Boleh minta artikelnya kah mba pungky? mohon dikirim ke rafikahasna.dp08@gmail.com ^^ makasih banyak

      Hapus
    5. mbk pungky aku jg mau mbak di email kiat2 mngurangi potensi baby blues
      email : aluvyalways@gmail.com

      Hapus
    6. mba, please mau juga.. kania.ningsih@yahoo.co.id

      Hapus
    7. aq juga mau donk mba pungky di email kiat2 mengurangi potensi baby blues dan PPD, terima kasih
      email : rindyyuliani@gmail.com

      Hapus
    8. Boleh minta dikirimin juga e-book nya, mba pungky? Email saya nidyanaisya@yahoo.com..
      Terimakasih sebelumnya, mba..

      Hapus
    9. saya dikirimkan juga mbak ke pru.joko.hs@gmail.com
      trimakasih

      Hapus
    10. Sudah dikirim ya semua.. Semoga bermanfaat :)

      Hapus
    11. Saya mau juga dikirimi ebooknya ke email susi.hanida79@gmail.com
      Trimakasih banyak ya mbak Pungky

      Terimakasih juga untuk artikelnya, makin menambah wawasan sebagai seorang ibu.

      Hapus
    12. Saya mau juga dikirimi ebooknya ke email susi.hanida79@gmail.com
      Trimakasih banyak ya mbak Pungky

      Terimakasih juga untuk artikelnya, makin menambah wawasan sebagai seorang ibu.

      Hapus
    13. Hai mbak, salam kenal. Jika berkenan, saya juga mau dikirimkan e-booknya. Mohon dikirim ke p.wiraputri@gmail.com. Terima kasih

      Hapus
    14. Mbak...saya juga mau dong dikirimkan e-book nya, e-mail saya nia.mput@gmail.com

      terima kasih banyak ya mba..

      Hapus
    15. Mau juga diemail emailnya:
      ikapuspita8845@yahoo.com

      Terimakasih

      Hapus
    16. Mbak, aku juga mau.
      aisyah.ibadi@gmail.com
      Trims

      Hapus
    17. Mbak, aku juga mau.
      aisyah.ibadi@gmail.com
      Trims

      Hapus
    18. Mbak pungky, aku jg mau yaa. mellia839@gmail.com
      Terimakasih:)
      Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian :)

      Hapus
    19. mba pungky, bisa minta dikirim ke nunik.r.apriliyani@gmail.com?makasih..

      Hapus
    20. mba pungky, bisa minta dikirim ke nunik.r.apriliyani@gmail.com?makasih..

      Hapus
    21. Mbak, mohon berkenan utk kirim ebook-nya ke alamat email saya, puri.kesuma@gmail.com

      Terima kasih byk..

      Hapus
    22. Mba.. aku juga mau dikirimi ebooknya ke email dong.. nadnadleoni@gmail.com
      Makasih yaa

      Hapus
    23. Mba boleh minta ebooknya? Terima kasih sebelumnya.
      mama.newyear2@gmail.com

      Hapus
    24. Mba, boleh dikirimi juga? renimaimun@gmail.com. maturnuwun, trima kasih banyak.

      Hapus
    25. Mbak. Mohon kirim ebook nya ya. Ke cintabening02@gmail.com
      Makasih banyak.

      Hapus
    26. Mbak. Mohon kirim ebook nya ya. Ke cintabening02@gmail.com
      Makasih banyak.

      Hapus
    27. mbak saya juga mau ebooknya kirim ke surya_neta@yahoo.com.Terimakasih

      Hapus
    28. mbak saya juga mau ebooknya kirim ke ndru.cilik@gmail.com
      makasih sebelumnya mbak

      Hapus
    29. artikel yg keren sekali,, mbk, sAya juga mau ebookny.. klo berkenan kirim ke mighfarsaroja@gmail.com
      trimaksih sebelumnya

      Hapus
    30. Tulisan yang bagus banget, terimakasih sudah berbagi, dan jika berkenan, saya juga ingin baca e-booknya. Alamat email saya: rrsnshn4@gmail.com
      Semoga Tuhan membalas dengan berlipat-lipat segala kebaikan anda. 😊😊

      Hapus
  29. Alhamdulillah Jeng Pungky dan Mas Slamet sudah melewati kondisi ini. Semoga bertiga dengan Jiwo makin kompak dalam 'menendang' dunia ya :*

    BalasHapus
  30. pelajaran baru yang harus banyak dibagikan...
    nice sharing..

    BalasHapus
  31. saya mengalami baby blues setelah sya melahirkan anak saya .. tiap melihat memeluk nya saya selalu menangis, takut apalagi bayi saya prematur dan saya merasa sedih, sendiri .. padahal ada suami dan dia tidak menyadari apa yg saya alami .. Alhamdulillah saya bisa melewati ... semoga saya tidak pernah mengalaminya lagi apalagi sampai post partum depression ... terima kasih atas sharing nya ...

    BalasHapus
  32. Makasih Mas Topan, ayahnya Jiwo dan suaminya Mbak Pungky ^^
    sharingnya buat bekal klo nanti2 mengalami hal yg serupa.

    BalasHapus
  33. Anak saya sudah 1 tahun lebih, sepertinya karna baby blues saat baru lahir tidak benar2 sembuh, 2 bulan lalu saya seperti meledak. Bbrp kali memikirkan kematian. Tertawa dan menangis tidak jelas. Beberapa kali memilih menyakiti diri sendiri karna setiap kali marah saya ingin menyakiti anak saya. Setiap kali melihat pisau atau tali saya tergoda akan kematian. Puji Tuhan masih takut sama Tuhan, masih waras walau saya mulai ketakutan pada diri sendiri.

    Pergi ke rumah ortu saya jadi pilihan untuk bisa tetap waras. Menceritakan apa yang terjadi terutama pada adik saya.

    Suami saya juga akhirnya membantu dan itu pertolongan paling utama karna setiap hari orang ketiga yg bersama saya dan anak ya suami.

    Sampai sekarang saya masih ngeri membayangkan apa yang ada dalam pikiran saya saat itu. Kenapa saya bisa begitu. Masalah kecil bisa jadi begitu berat buat saya. Saya pikir saat itu saya akan gila. Benar2 kehilangan kewarasan saya.

    Jadi kalau ada yg menemukan hal yang sama,segera beri pertolongan. Masalah seperti ini bukan masalah sepele.

    BalasHapus
  34. Dapet ilmu baru nih. Makasih sharingnya. Salam buat keluarga.

    BalasHapus
  35. Sy juga pernah mengalaminya, dukungan keluarga sangat membantu keluar dr masalah ini.

    BalasHapus
  36. Sy juga pernah mengalaminya, dukungan keluarga sangat membantu keluar dr masalah ini.

    BalasHapus
  37. saya sampai nangis bacanya :'( hebat mas & mba nya bisa melawati semuanya. Utk mbak pungky aku bisa minta artikelnya jg? Kirim ke ashfarina@yahoo.com kebetulan aku skrng lg hamil 4bln jd agak serem sebenernya :( makasih yaaa

    BalasHapus
  38. saya baby blues dan bayi saya usia 1 bulan meninggal dalam pelukan....stlh 7 bln baru liat artikel ini post partum depresi mnjd depresi pasca trauma atau PTSD saya harus melawan sekuat tenaga...hanya ALLAH SWT penolongku...krna skg proses cerai sm suami..sungguh beruntung mbak pungky punya suami spt mas topan smoga kelak saya juga dpt pendamping hidup spt itu...aamiin

    BalasHapus
  39. Post partum depression, wawasan baru u aku. Aku pikir namanya cuma babby blues aja.. ternyata ada yg lbh berat ya.. semoga bs melewati masa2 sulit ini, para ayah jg semakin mengerti lewat tulisan ini. Semoga mas dan keluarga semakin kuat yaa.. semakin saling sayang, selalu ada hikmah baik dibalik semua peristiwa. Salam. :)

    BalasHapus
  40. Selamat siang Mba Pungky dan Mas Topan,

    Terimakasih atas sharing yang sangat menarik.
    Semoga bisa menjadi pelajaran untuk para pasangan yang akan menghadapi fase2 seperti ini.
    Oh iya, salam kenal sebelumnya.
    Nama saya Hilda (hilda.meiryandah@gmail.com), saat ini sedang menjalani pendidikan Master di Jepang.
    Kebetulan dari S1, saya sudah fokus ke postpartum depression ini.
    Dan penelitian saat ini pun kembali fokus ke PPD dan bagaimana meningkatkan peran suami dalam menghadapi masa pascamelahirkan.
    Saya akan sangat senang sekali jika mungkin ke depannya kita bisa berdiskusi lebih lanjut untuk mengurangi risiko PPD di Indonesia dan meningkatkan kualitas kesehatan ibu-ayah-anak tentunya.
    Terimakasih. :)

    BalasHapus
  41. Baru ngelahirin 12 april kemarin, dan pernah ngerasa sedih sendiri sama alasan yg nggak jelas.. Mungkin itu namany baby blues ya.. Semoga dijauhkan dari pikiran buruk, apalagi sampe nyakitin diri sendiri n bayi.aamiin... Btw mba Pungky, saya mau e-booknya. Kalo berkenan, kirim ke email saya amyzetmaukar@gmail.com yaa :) Terimakasih ^^

    BalasHapus
  42. Terimakasih atas sharingnya mbak/mas, saya sangat membutuhkan ebook tersebut. Mohon kiranya mbak/mas bisa mengirimkan ke email saya : lestari.prihandayani@gmail.com.
    Terimakasih sebelumnya

    BalasHapus
  43. Mungkin saya termasuk yg mengalami baby blues yah..saya sampai skrg masih blm pasti itu tergolong baby blues apa bukan ya, tp waktu itu benar2 frustrating :D
    Setelah melahirkan anak pertama, saya lgsg beraktivitas di rumah dg pekerjaan domestik: nyapu, beres2 sedikit, cuci baju dan popok bayi setiap hari, setrika baju. Mungkin krn kelelahan atau mungkin tdk ada tempat utk berkeluh kesah (walaupun suami scr fisik ada bersama kami), di minggu kedua saya tiba2 gatal2 dan sesak napas, padahal saya tdk pernah mengalami gatal spt itu dan sesak napas spt sebelumnya (yg oleh dokter diduga asma, padahal saya tdk pernah asma). Saat itu alhamdulillah suami sgt membantu dgn mengantarkan saya bolak-balik ke dokter hingga perlahan2 keluhan saya hilang. Mungkin yg terjadi pada saya saat itu adalah baby blues, tp pikiran saya mengatakan semua baik2 saja, tdk ada yg salah dg keadaan ini. Mungkin akibatnya badan saya yg menunjukkan bahwa dia tdk bisa berbohong, sehingga membunyikan alarm berupa gatal dan sesak napas tadi.

    Di sini saya mengharapkan agar para calon ibu dan calon ayah agar teredukasi mengenai baby blues dan PPD..ttg gejala dan bagaimana mengenalinya. Dan jgn pernah underestimate perasaan seorang ibu yg habis melahirkan..cobalah utk menghargainya. Perempuan butuh didengar..

    Mbak Pungky, saya tertarik dgn e-book mbak. Jika berkenan, mhn bisa dikirimkan ke kartika.sari@ymail.com.
    Tks in advance.

    BalasHapus
  44. Terimakasih atas sharingnya mbak/mas, saya sangat membutuhkan ebook tersebut. Mohon kiranya mbak/mas bisa mengirimkan ke email saya : lestari.prihandayani@gmail.com.
    Terimakasih sebelumnya

    BalasHapus
  45. minta dikirim jg mbak ebooknya ke fermizola@yahoo.com. makasih

    BalasHapus
  46. minta dikirim jg mbak ebooknya ke fermizola@yahoo.com. makasih

    BalasHapus
  47. Mungkin mendekat kepada Alloh jalan yg terbaik. Insyaalloh

    BalasHapus
  48. Mbak, blh mnta tlg sy dikirim e booknya ke yoanitapusparani@gmail.com
    Tks sblmnya

    BalasHapus
  49. Saya mengalami saat ini setelah 4thn melahirkan..takut akan kemqtian , perasaan sedih yang tidak berujung..apakah ini baby blues atau gejala sakit y lainnya??karena memang dari sejak melahirkan suami tidak terlalu dekat dng saya dan anak..sayapun tidak terbiasa menceritakan kpda org lain..mohon e book nya dikirim k andhien.soleman@gmail.com
    Makasih..

    BalasHapus
  50. Mohon inbox mya di kirim ke saya jg mas .. Ini email saya lolipurnamadewi@gmail.com .. Makasih

    BalasHapus
  51. Terima kasih mas sudah menulis artikel ini. Sangat berguna dan akan saya share ke suami saya.

    Apakah saya bisa dikirim ebook yang istri mas buat? Terima kasih sebelumnya. Semoga keluarga mas diberi keberkahan dan kesehatan.. Aamiin..

    saya.independent@gmail.com

    BalasHapus
  52. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  53. Terima kasih banyak atas artikelnya pak.
    Mohon saya dan suami juga bisa dikirimkan ebooknya di aryuniwt@gmail.com dan satiyacahya@gmail.com
    Saat ini saya sedang hamil 9bulan dan ingin tau ttg baby blues dan PPD lebih detail lagi.
    Terima kasih

    BalasHapus
  54. Saya mau juga e book.nya mas.
    Email saya
    nia.smartphone@gmail.com
    Terimakasih

    BalasHapus
  55. Bermanfaat sekali, saya baru tau hal ini, saya pikir baby blues itu sangat mengganggu dan ternyata ada yg lebih tingkatannya,,,,

    Ini email saya,,, permatathabrani@gmail.com mohon dikirim ebook nya
    Terimakasih

    BalasHapus
  56. boleh di email ke poet.holic@gmail.com...makasih

    BalasHapus
  57. Saya belum menikah. Baca tulisan ini saya jadi waspada. Jadi kalo nanti saya sudah nikah, dan istri saya mengalami hal ini. Saya bisa bersiap2. Boleh dong, kirimin ebooknya ke haryo.nurtiar@gmail.com. Makasih...

    BalasHapus
  58. Terimakasih sharingnya

    Mohon bisa dikirimi ebook-nya juga ke
    mimruhyanto@yahoo.com

    BalasHapus
  59. Saya baru denger dan baru tau ada penyakit seperti itu, terimakasih infonya, saya mau juga ebook nya mas, email saya: sutantidarmawan@yahoo.com
    ditunggu ya...
    terimakasih

    BalasHapus
  60. Terimakasih atas tulisannya..
    Saya minta tolong dikirimkan ke email saya daelydimple@gmail.com dan utk teman saya yg baru melahirkan anak ke-2 5 hari yg lalu, pernah punya pengalaman baby blues setelah melahirkan anak pertamanya. Emailnya astri_altha@yahoo.com.
    Terimakasih

    BalasHapus
  61. terima kasih atas sharing nya.

    arroniry@gmail.com

    BalasHapus
  62. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  63. Terimakasih ilmunya. Sya berkenan ebooknya juga mohon dikirim ke email
    al.misykat@gmail.com

    BalasHapus
  64. Saya seorang suami perlu tau bacaan kayak gini....mohon ebooknya ke siswoyo.gantoro@gmail.com

    BalasHapus
  65. Bisa dikirimi ebook nya
    Ke email : meutia.candra@gmail.com

    Kebetulan saya new mom
    Terima kasih

    BalasHapus
  66. Masyaa Allaah..
    Terima kasih sharingnya..
    Jika berkenan, saya mau ebooknya, minta dikirim ke email : yupe2005@gmail.com

    BalasHapus
  67. Mbak pungky, mas Topan kalau berkenan saya boleh minta di share juga ebook nya yah, kebetulan saat ini sy sedang hamil trimester 1,, semoga bs menghindari.. aamiin
    Alamat email : kristiana.ismoyowati@gmail.com
    Matur nuwun

    BalasHapus
  68. mas, boleh mnta ebooknya mas, kirim ke: marfizal.risadi@gmail.com

    trima kasih mas..

    BalasHapus
  69. Sangat mencerahkan, bolehkah saya meminta tulisannya? Eddi.kurnianto@gmail.com

    BalasHapus
  70. Sangat mencerahkan, bolehkah saya meminta tulisannya? Eddi.kurnianto@gmail.com

    BalasHapus
  71. SY mau ebooknya ya pak nana.fatij@gmail.com

    BalasHapus
  72. Saya pun mengalami hal yang sama tiap kali pasca melahirkan.
    Ada ketakutan ketika akan melahirkan lagi dan lagii....

    Padahal saat hamil, saya sangat bahagia.

    Bolehkah saya ikut membaca e-book nya, kang...?
    moetz.chayang@gmail.com

    Haturnuhun telah berbagi, kang....

    BalasHapus
  73. Mohon bisa dibagi juga ke isna.inawati@gmail.com

    Terima kasih atas ilmunya.

    BalasHapus
  74. Mohon bisa dibagi juga ke isna.inawati@gmail.com

    Terima kasih atas ilmunya.

    BalasHapus
  75. Sungguh diluar dugaan. Sy pernah mengalami marah pada anak kedua, pdhal diamlahir prematur dan susah sekali merawatnya. Sedih sekali ketika dia di inkubator. Tapi mudah sekali marah dan "menyiksanya". Apa saya baby blues saat itu ya?. Jika berkenan, bisa minta ebooknya di email: heni.prasetyorini@gmail.com

    BalasHapus
  76. Boleh ikutan membaca ebook nya?
    Email saya rumahrinai@gmail.com

    BalasHapus
  77. Pernah mengalaminya, saya pikir itu krn faktor ekonomi yg menyesakkan dada. Mohon saya dikirim ebooknya. Tks
    ennyridha.alin@gmail.com

    BalasHapus
  78. Pernah mengalaminya, saya pikir itu krn faktor ekonomi yg menyesakkan dada. Mohon saya dikirim ebooknya. Tks
    ennyridha.alin@gmail.com

    BalasHapus
  79. Sharing yg sangat berharga. Mohon ebooknya ya mas. Tks
    ennyridha.alin@gmail.com

    BalasHapus
  80. Saya sedang persiapan melahirkan anak ke3, prnh mengalami baby blues justru ketika keguguran anak kedua, korbannya anak pertama yg kena imbas. Semoga ebook-nya akan bermanfaat bagi saya.
    Cita.noviana@gmail.com terimakasih

    BalasHapus
  81. 21 bulan yg lalu saya hampir bunuh diri krn stlh melahirkan bgtu bnyak mslh yg terjadi ...
    Suami tdk percaya akan adanya baby blues ...
    Dy blg saya hnya ikut2an kata org .. Krn ad tmn yg crta tntg baby blues stlh melahirkan ...
    Jujur itu menyakitkan ...
    Hingga kini rasa sakit 21 bulan yg lalu .. Kejadian2 yg lalu msh sgt terekam didlm hati saya ...
    Mohon bantu saya dgn kirim ebook nya ke lionelmarc13@gmail.com

    BalasHapus
  82. Masyaa Allah.. ilmu baru buat saya. Terima kasih atas sharing nya.

    Saya juga mau ebooknya. Mohon dikirim ke sekar.tawang@yahoo.com

    Thanks in advance.

    BalasHapus
  83. Salam, Pak.
    Boleh minta tolong dikirimi ebooknya pak.
    ismiy.isnaynie@gmail.com

    BalasHapus
  84. Mba, saya juga mau dong dikirimin ebooknya..kirim ke yulia.sdiman@gmail.com ya

    BalasHapus
  85. Pak saya mau ebooknya
    Hasanahmauidlotul@gmail.com

    BalasHapus
  86. Saya mau ebooknya mas, mohon kirim juga ke email saya ya di winwid3@gmail.com
    Terima kasih

    BalasHapus
  87. Pak saya mau ebooknya
    Hasanahmauidlotul@gmail.com

    BalasHapus
  88. Tolong kirim ebooknya
    luckyud7@gmail.com

    BalasHapus
  89. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  90. Mas, terima kasih sharenya, sepupu saya juga mengalami ini, mohon dikirimi ebooknya ya mas ke email shinta dot kiara at gmail dot com, terima kasih, salam buat istri mas ya

    BalasHapus
  91. Mohon dikirim ebooknya ke bonydins@gmail.com
    Terimakasih sebelumnya

    BalasHapus
  92. ppd ya..teman saya juga prnah mengalami,,terimakasih sharingnya n mohon ebooknya juga ya pak. looknice10@gmail.com

    BalasHapus
  93. Saya juga berminat ebook nya, mohon email saya di babyhaerani@gmail.com

    Terima kasih

    BalasHapus
  94. Boleh minta email ebooknya ke audah.mpsi.gmail.com
    Terimakasih banyak sebelumnya pak...

    BalasHapus
  95. Saya bukan Ibu, tapi saya rasa-rasa kalau ciri-cirinya begitu saya juga pernah mengalami ini. Tepatnya setelah kelahiran anak kedua, di mana selisihnya hanya 11 bulan dari anak pertama. Sering marah-marah tanpa sebab, sempat pula punya pikiran melakukan hal di luar batas. Istri saya sepertinya adem-adem saja, tapi entahlah saya tidak bisa melihat dalamnya hati orang.

    Insya Allah ebook-nya Mbak Pungky akan bermanfaat bagi kami. Tolong dikirimkan ke alamat email eko.nurhuda@gmail.com. Barakallah...

    BalasHapus
  96. Mau dunk mba ebook.ny
    Kebetulan waktu lahiran anak pertama, mungkin sy mengalami baby blues. Klo ditinggal suami kerja gt, sediihh bnget serasa kesepian. Trus liat anak, serasa biasa aj, ga bahagia. Palagi ASIny jg sulit keluar dan anakny alergi susu sapi. Semoga aja kelahiran anak berikutny jauh lbih bahagia dan ga ngalamin baby blues apalagi post partum depression.
    Email sy ika_mariya@yahoo.co.id

    BalasHapus
  97. Artikelnya bagus banget..klo boleh sy minta dikirimkan ebook nya ke diniadzka@gmail.com

    BalasHapus
  98. Trimakasih tulisannya mas topan. saat ini saya sdg hamil, dan sering merasa khawatir dan gelisah menghadapi proses lahiran nanti dan setelah melahirkan. Saya merasa takut, pdhl hal itu belum saya hadapi. utk menghindari ppd, saya mau baca ebooknya mbak pungky.. tlg dikirim ke email saya ya, sherauhuy@gmail.com
    thanks.

    BalasHapus
  99. saya pernah mengalaminya waktu anak pertama. Baby blues, dan saat saya merasa ada sesuatu dengan anak saya saya dianggap terlalu berlebihan. Terlalu khawatir dengan kondisi anak saya. Dan pada akhitnya kekhawatiran saya terbukti, anak kami mengalami cedera otak (celebral palsy) saya masih merasa disalahkan atas kondisinya. Ya karena saya yang mengandungnya. Saya masih terus berjuang untuk anak saya sampai nafas ini berhenti.

    Saya mau ebooknya mbak, email saya
    aisahtri@ymail.com

    Terimakasih

    BalasHapus
  100. Terima kasih atas sharingnya. Saya juga boleh minta e book nya ya pak,mohon emailkan ke saptiana.m@gmail.com. terima kasih.

    BalasHapus
  101. boleh e-booknya k lesmana@bps.go.id
    terima kasih sebelumny

    BalasHapus
  102. Mbak mohon berkenan kiranya untuk mengirimkan ebook ke alamat email saya. andrea.baex@gmail.com. terimakasih sebelumnya...

    BalasHapus
  103. Subhanallah,, perjuangan yg luar biasa.
    chadhuy@gmail.com

    BalasHapus
  104. Mau ebookny jg y mb :)
    enxy.tjute@gmail.com, terima kasih :)

    BalasHapus
  105. Mbak saya juga mau ebooknya juga...untuk menambah pengetahuan tentang ppd...
    shakila2010.sa@gmail.com

    BalasHapus
  106. Ya Allah...
    Berarti 2 Kali Kelahiran Itu Aku sempet baby blues. Aku malah ga tau, T,T.

    Baik lah mari share ke suami, demi menghadapi Kelahiran kedua.

    Tfs ya, Om Topan ;)

    BalasHapus
  107. Mba kalo boleh saya mau donk dikirimi ebooknya ttg ppd : adedepok@gmail.com
    Matur nuwun

    BalasHapus
  108. Tidak ada tempat berkeluh kesah, ada perasaan dekat dengan kematian, merasa sesak nafas namun tidak ada masalah fungsi jantung, dirasakan setelah melahirkan. mohon bila berkenan saya ingin dikirimi e book PPD ke email: endahnurkhalida@gmail.com
    terima kasih

    BalasHapus
  109. Saya baru dengar tentang Baby Blues dan PPD, betul2 nice info.
    Saya ingin belajar lebih jauh, mohon dikirim ebooknya ke kang_uwais@yahoo.com.
    Terima kasih banyak.

    BalasHapus
  110. Istri saya sedang hamil anak kedua kami. Buat jaga2, saya minta dikirim ebooknya..saya jg ingin baca2.. Trims.
    Email: rizal_arfianto@yahoo.com

    BalasHapus
  111. Istri saya sedang hamil anak kedua kami. Buat jaga2, saya minta dikirim ebooknya..saya jg ingin baca2.. Trims.
    Email: rizal_arfianto@yahoo.com

    BalasHapus
  112. Halo saya mau infonya. Email: diana_22_dee@yahoo.com terima kasih

    BalasHapus
  113. Halo saya mau infonya. Email: diana_22_dee@yahoo.com terima kasih

    BalasHapus
  114. Mohon dikirim ebooknya ke yamaqhie@gmail.com
    Terimakasih.
    Semoga semua diberi kesabaran dan krsehatan yang baik ya

    BalasHapus
  115. Mas aq mau ebooknya, email: sasi.april@gmail.com, tetimakasih

    BalasHapus
  116. Harus di share, sundul webnya, maju terus mas..

    BalasHapus
  117. Harus di share, sundul webnya, maju terus mas..

    BalasHapus
  118. Mohon di email ebooknya ke poenya.yolanda@gmail.com
    Terima kasih

    BalasHapus
  119. Saya mau donk dibagiin wawasannya melalui ebook itu... sama artikel ttg pencegahan" baby blues dan semacamnya.... ini alamat email saya : Joanacatherina@gmail.com
    terimakasih utk hal yg bermanfaat ini. Wassalam ��

    BalasHapus
  120. Mba boleh bagi ebook nya ke wowrosawow@gmail.com matur nuwun.

    BalasHapus
  121. Mba boleh bagi ebook nya ke wowrosawow@gmail.com matur nuwun.

    BalasHapus
  122. Mba boleh bagi ebook nya ke wowrosawow@gmail.com matur nuwun.

    BalasHapus
  123. Terimakasih sudah Sudi membagikan pengalaman berharganya. Saya masih bujang, tapi tak salah jika ingin membaca ebook yang sudah diracik. Kirim ke email jidat@yuda.my.id
    Semoga keluarga kita selalu diberi kesehatan dan keselamatan.

    BalasHapus
  124. terimakasih share-nya kang...
    jika berkenana mohon di share ebook-nya ...
    grow.suryana@gmail.com

    BalasHapus
  125. Ilmi baru buat saya, mohon referensinya dalam bentuk ebook ya pak email saya anis.mahfiroh99@yahoo.com thanks

    BalasHapus
  126. 'It needs a village to raise a happy kid, and it (also) needs a village to raise a happy Mom' :)
    Mohon kirim ebooknya ke email saya mi2radamayanti@gmail.com dan suami saya marwan0885@gmail.com mas Topan, terima kasih :)

    BalasHapus
  127. Saya sepertinya tidak bisa terbuka bercerita disini apa yang saya alami karena hampir saja menghancurkan segalanya. Dan sampai sekarang masih membekas dan teringat seumur hidup. Mba punky boleh share e book nya juga ke email saya : ndank.ui@gmail.com.
    Terima kasih.

    BalasHapus
  128. Tlg ay diemailkan k swadaruseliza@yahoo.co.id

    BalasHapus
  129. Aku pernah mengalami baby blues saat anak pertama berusia seminggu. Untunglah bisa segera diatasi karena suamiku cepat tanggap saat aku membutuhkan perhatian. Alhamdulillah saat kelahiran anak kedua aku terbebas dari baby blues maupun PPD karena aku sudah siap jiwa-raga-fisik-batin menyambut kehadiran si Kecil meski itu bukan hal mudah bagiku secara fisik.

    Mohon kirim e-book ke frida.herlina@gmail.com
    Semoga berguna untuk adikku yang akan melahirkan di bulan ini.

    Thanks for sharing, Mas Topan & Mbak Pungky.

    BalasHapus
  130. s03pri@gmail.com
    smoga berkenan...

    BalasHapus
  131. alhamdulillah pengetahuan buat saya...dan semoga dihamil sy yg pertma ini menjadi lbh mawas..semoga tdk terjdi pada saya...mas boleh saya minta ebooknya... prita.fatma@gmail.com terima ksihb bnyk

    BalasHapus
  132. alhamdulillah pengetahuan buat saya...dan semoga dihamil sy yg pertma ini menjadi lbh mawas..semoga tdk terjdi pada saya...mas boleh saya minta ebooknya... prita.fatma@gmail.com terima ksihb bnyk

    BalasHapus
  133. alhamdulillah pengetahuan buat saya...dan semoga dihamil sy yg pertma ini menjadi lbh mawas..semoga tdk terjdi pada saya...mas boleh saya minta ebooknya... prita.fatma@gmail.com terima ksihb bnyk

    BalasHapus
  134. Postingan yg mencerahkan. Mau dong Mas Topan-Mak Pung ebooknya. Emailku ardiba2@gmail.com.

    BalasHapus
  135. Mas,mbak
    Alhamdulillah semua berakhir baik ya, saya/istri tidak pernah mengalami, tapi ingin sekali tahu mengenai baby blues-post partum syndrome.. bila berkenan, mohon di-email ke eka.ridzki12@gmail.com
    Terima kasih

    BalasHapus
  136. rasanya saya setelah melahirkan saya jg mengalami baby blues,saya merasa sangat kaget ketika melahirkan bayi pertama,stelah bekas sc yg msh terus sakit,bayi yg sllu terbangun tengah mlm sampai subuh, asi yg tdk lancar,suami yg kerja diluar kota dan yg sangat mrmbuat saya paling down adalah ibu saya yg trnyata sangat tdk perhatian dg kehadiran cucu barunya,saya hanya ditemani seorang pembantu yg hanya lulus smp,dia lah yg sll menemani saya begadang,mengajarkan saya cara menggendong dan mengambil alih bayi saya ketika dia mulai rewel,krn saya lbh sering menangis,bingung dan rasanya ingin pergi saja dr rumah,tetapi alhamdulillah saya bsa melewatinya dan tdk sampai trbersit dihati saya utk melukai diri sndiri ataupun ank saya,kpd para newmom tdk lah mudah mjd seorang ibu sll ingat kpd Allah,memohon kpd Nya agar sllu dberikan kesabaran ketabahan kemampuan dan kelancaran dlm mengasuh dan merawat anak2 kita,semangaaaatt para newmom!!! 😊😊

    BalasHapus
  137. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  138. Trima ksh mba sm mas yg sdh share pngalmanx.. Sepertix sy jg mngalami baby blues saat mlahirkn anak 1.. Krn pkerjaan RT yg mnumpuk& hrus jaga si kecil sndirian tnpa bntuan dr suami mka mbuat sy sdkit depresi& sering marah2 ke baby klw dia rewel n seting nangis klw si baby nangis.. Skrg lg mnunggu lahiran anak ke 2.. Jika brkenan, sy minta d kirimkn ebook nya jg mba di.. Arnyanthi33@gmail.com
    trima ksh sblumx..gb

    BalasHapus
  139. terimakasih atas sharing artikenya, mas/mbak. jika berkenan saya mohon dikirimkan ebooknya me rahmisafarina@gmail.com

    terimakasih sblmmya

    BalasHapus
  140. Pung.. Mas Topan.. Aku dulu sekitar 2 minggu mengalami baby blus, stres mendengar Noofa nangis, stres karena harus memyusui setiap 2 jam sekali. Tapi aku lupa bagaimana sadarku, yamg aku imget aku dulu baca artikel ttg babyblues di mana anak butuh ibu. Suami nggak ada, di Semarang. Aku menguatkan diri sendiri.

    BalasHapus
  141. Makasi sharing nya mas topan
    ade_widanti@yahoo.com

    BalasHapus
  142. Sangat bermanfaat artikelnya..jika berkenan saya mau dikirim ebook nya
    inke_riyanfitriya@yahoo.co.id

    BalasHapus
  143. Terima kasih atas ilmunya. Ini Mbak/Mas, e-mail saya: audreysaudjhana16@gmail.com

    BalasHapus
  144. Trima kasih atas artikelx. Menambah ilmu yg tdk ddpt dbangku sekolah/kuliah.
    Mohon kami dkirimi Ebookx : ardiansyahsiajang@gmail.com.
    Trima kasih

    BalasHapus
  145. Ofiehumaira@gmail.com

    Bagi ebooknya donk....

    BalasHapus
  146. Ofiehumaira@gmail.com

    Bagi ebooknya donk....

    BalasHapus
  147. Terima kasih mas & mba atas sharingnya, jika mba berkenan, saya ingin berdiskusi soal PPD ini, kira-kira melalui media apa? Boleh saya minta dikirim sekalian ebook nya ke email saya irsaprilia@gmail.com
    Terima kasih banyak..

    BalasHapus
  148. Terima kasih ilmunya mas.. penting buat saya yang insyaAllah akan menjadi ibu. Mba/mas.. jika berkenan saya mau dikirimkan Ebooknya.. ke alamat email nirsamanda@gmail.com
    Terima kasih

    BalasHapus
  149. Terimakasih....pengetahuan baru buat saya. Semoga Pungky sekeluarga selalu sehat dan bahagia.

    BalasHapus
  150. Trims. Info yg sangat bermanfaat sekali ... kl berkenan saya dikirimi artikelnya. Email saya yksstradap2@gmail.com

    BalasHapus
  151. Trims. Info yg sangat bermanfaat sekali ... kl berkenan saya dikirimi artikelnya. Email saya yksstradap2@gmail.com

    BalasHapus
  152. Sangat bermanfaat,mohon dishare ebooknya ke alamat email alin_mulya84@yahoo.com

    BalasHapus
  153. Terima kasih atas pencerahannya, saya ingin ebooknya pak, mohon dikirimkan ke iqbal1910@gmail.com
    Terima kasih

    BalasHapus
  154. Intiny baby blues itu akan sembuh dgn sendiriny dgn 1 syrat tetp mendkatkan diri sma allah swt,,krjsm antr suami istri hrus la kuat,,suami sgt berperan penting dlm penyembuhan baby blues ne,,smg kita mnj ibu2 kuat dlm membesarkan dn mendidik anak2 kita,,amin

    BalasHapus
  155. Boleh mas email ke saya: dody_gunardi@yahoo.com

    Terima kasih banyak ya.

    BalasHapus
  156. mohon dikirimkan ke basalamah.ismail@gmail.com , terima kasih banyak sebelumnya

    BalasHapus
  157. Mas tlg email ke saya..

    indah_u@ymail.com

    BalasHapus
  158. Mas tlg email ke saya..

    indah_u@ymail.com

    BalasHapus
  159. Mas tlg email ke saya..

    indah_u@ymail.com

    BalasHapus
  160. Tolong email ebook ke arkanrese@gmail.com

    Trims :)

    BalasHapus
  161. Bagus bgt artikelny...boleh minta ebookny...email sy di merryta.christiana@gmail.com

    BalasHapus
  162. riririana81@gmail.com,,,,mas tlg kirim jg ke email aq yaaaa

    BalasHapus