Arkadia. Diberdayakan oleh Blogger.

Instastory, Mengabadikan Sekaligus Kehilangan


Beberapa hari ini banyak yang suka nanya "Kok Jiwo mukanya ditutupin terus sih?", karena tiap saya apdet instastory pasti mukanya Jiwo ditutup sticker atau tulisan atau apalah pokoknya biar enggak kelihatan.

Sebenernya kalau soal ini udah pernah saya bahas panjang lebar ya, silakan dibaca di tulisan ini:

Stop Upload Foto Wajah Anak ke Dunia Maya


Tapi gara-gara itu saya jadi sadar, kok saya jadi sering banget gini sih posting soal Jiwo di instastory. Dia ngoceh, apdet story. Dia nyanyi, apdet story.  Kami ngobrol di kasur, apdet story. Dia cium-cium saya, apdet story. Sampe pas kami lagi jalan-jalan ke curug, itu saya sempet-sempetnya apdet story soal Jiwo. Kayak yang.. pas Jiwo lagi lucu-lucunya lagi pinter-pinternya, semua orang harus tau. Harus liat.

Ini tuh nggak saya banget, saya dulu nggak gini.

Bunuh Diri


Itu tangan saya. Garis-garis di sana, adalah bekas percobaan bunuh diri. Yang satu, waktu saya kelas 3 SMA. Satu lagi, waktu awal kuliah. Satu lagi, waktu saya kena Post Partum Depression. Ada tiga? Sebenarnya banyak, tapi yang lain hanya luka beset ringan, tanpa bekas. Tiga-tiganya, pernah bikin darah saya muncrat dari nadi kiri. Tiga-tiganya, pernah bikin saya nyaris mati karena tangan saya sendiri.

Tulisan ini tadinya sepanjang 3ribu kata lebih, tapi kemudian beberapa bagian saya hapus karena.. setelah seminggu mengendap di draft, saya akhirnya berhasil memisahkan mana yang bisa dikonsumsi publik dan mana yang enggak. Jadi kalau tulisan ini terasa loncat-loncat dan mengambang di beberapa bagian, ya memang karena sudah saya pangkas lebih dari setengahnya. Semoga nggak mengurangi maksud kenapa saya menulis ini, ya.

Saya cerita yang pertama dulu. Percobaan bunuh diri waktu saya kelas 3 SMA, sayatan pakai cutter. Itu sayatan paling dalam dan paling berbekas. Saya bersyukur sih bekasnya nggak hilang, karena sekarang selalu jadi pengingat bahwa saya pernah ada di titik itu. Sekarang, setiap saya lihat tangan kiri saya, saya sangat sangat bersyukur Gusti mengijinkan saya untuk tetap hidup sampai hari ini. Saya selamat dari pembunuhan oleh diri saya sendiri.