Jiwo, ini bapak.
Saat
bapak menulis ini, ibu sedang berkemas, dia akan melakukan perjalanan
ke luar kota, sendirian. Ini perjalanan ke tiga yang dia lakukan bulan
ini. Bapak membiarkannya, meskipun tau, mengurus kamu tanpanya hitungan
hari itu bukan hal yang mudah. Kenapa? Karena bagi bapak, membuatnya
bahagia adalah membuat keluarga kita selalu bahagia.
Tiga
tahun lalu, bapak pernah kecolongan, ibu kena serangan Post Partum Depression. Depresi yang membuat ibu kamu kerap menangis dan menjerit
tanpa alasan. Depresi yang nyaris menghancurkan keutuhan keluarga kita,
andai saja Gusti tidak langsung ambil bagian. Kenapa bisa kecolongan?
karena dulu bapak membiarkan dia menjadi seorang ibu, tanpa
mempersilakan dia menjadi dirinya sendiri.
Ibu kamu itu senang plesiran, jalan jalan. Selain menulis, cara dia
berbahagia adalah dengan naik kereta api, pergi jauh dan senang-senang
sendirian. Bapak nggak ingin, kehadiran bapak dan kamu dalam hidupnya,
membuat dia kehilangan cara-cara itu. Meskipun sudah jadi ibu, dia tetap
berhak melakukan apa yang menurutnya menyenangkan. Bapak nggak mau,
status pernikahan yang bapak kasih untuknya, membuat dia terkurung dan
terkekang.
Bagi
bapak, pernikahan dan rumah tangga adalah kerja sama. Kerja sama untuk
sama sama bahagia. Kita bertiga itu satu tim, dalam rangka menyelesaikan
misi seumur hidup, menjadi keluarga utuh dan mesra selamanya. Kalau
akhirnya ibu terpaksa mengikat kakinya pada rumah tangga ini, tanpa bisa
melakoni cara-cara bahagia yang dia suka, bapak akan merasa gagal
menjadi pemimpin tim.
Jadi selama keluyuran
ibu nggak menganggu kondisi ekonomi keluarga kita, nggak juga membuat
kamu kehilangan sosoknya, bapak akan memberi restu dengan senang hati.
Dia boleh pergi kemanapun dia mau, melakukan apapun yang dia
suka, dia bapak persilakan menempuh cara bahagia yang dia pilih. Ibu,
juga kamu, adalah anggota tim yang merdeka.
Jiwo,
Dalam
satu tahun, bapak punya jatah cuti 12 hari. Ditambah libur seminggu
sekali, bapak punya waktu libur 60 hari dalam setahun. Itu karena bapak
bekerja di kantor, dan kantor bapak nggak memperkerjakan karyawannya
setiap hari. Di waktu libur itu, bapak bebas mau apa saja. Bapak bisa
pergi main, tidur seharian sama Jiwo, atau utak atik mobil.
Tapi
beda dengan ibu. Menjadi istri dan ibu rumah tangga itu nggak ada
cutinya. Kamu harus dijaga dan diurus 24 jam setiap harinya, seminggu
penuh. Apalagi kalau salah satu dari kita sakit, ibu merangkap jadi
dokter sekalian tukang pijat. Ibu jadi suster, jadi tukang bersih-bersih
sendirian, jadi koki, jadi tukang cuci, jadi semuanya untuk kita.
Jadi
sesekali, bapak kasih dia cuti. Libur dan bebas dari urusan keluarga.
Senang-senang dengan dirinya sendiri, kalau perlu bapak kasih sangu
kalau bapak lagi ada rejeki lebih. Entah nongkrong di cafe
sama teman-temannya, habiskan berjam-jam di salon, atau tamasya
berhari-hari sendirian. Bapak percaya, kebahagiaan dia adalah
kebahagiaan keluarga kita. Karena kalau salah satu anggota tim nggak
bahagia, bagaimana bisa kita kerja sama menyelesaikan misi selamanya utuh
dan mesra?
Jiwo,
Kamu
jangan khawatir, kalau ibu lagi senang-senang sendirian, kamu sama
bapak. Kita cuci mobil berdua sambil semprot-semprotan di halaman, kita
ke indomaret beli thomas mumpung nggak ada yang cerewet larang-larang,
kita mandi bareng yang lama, kita bakar sampah di belakang sambil
kejar-kejar ayam, kita bikin jagung kukus pakai susu, kita nonton Cars
berulang-ulang selagi tukang sinetron pergi jauh.
Kamu
jangan takut, sesering apapun pergi, dia akan tetap menjadi ibu dalam
keluarga ini. Tahun lalu, dia pernah dapat perjalanan gratis ke Bandung
dan Lombok di waktu yang berdekatan. Kalau mau, dia bisa saja terbang ke
Lombok langsung dari Bandung. Tapi ibu nggak ambil pilihan itu, dia
nekat pulang ke Purwokerto dulu meskipun punya waktu nggak sampai 24
jam. Cium kamu dan memastikan semua keperluanmu masih dalam kondisi
siap. Kenapa? Karena ibu adalah ibu.
Jiwo,
Bapak
berjanji pada kalian untuk memberi kemerdekaan, merdeka memilih cara
bahagia. Jadi kamu dan ibu juga harus janji sama bapak, bantu keluarga
kita untuk utuh dan mesra selamanya. Hiduplah yang senang, Jiwo.
Hiduplah yang senang.
***
Note: Tulisan ini janjian posting bareng Diari Papi Ubii. Semacam collaborative blogging duo pahmud gitu, tentang 'Me Time untuk Istri". Tapi ternyata saya dan mami Ubii main tunggu-tungguan. Yaudahlah saya publish aja duluan. Bhahahaha
Btw, mau baca cerita-cerita perjalanan saya, gak? Ada di sini lho: Galaksi Pungky Travel. Muahahahaha *nebeng promosi* *cium bapak*
-ibu-
Btw, mau baca cerita-cerita perjalanan saya, gak? Ada di sini lho: Galaksi Pungky Travel. Muahahahaha *nebeng promosi* *cium bapak*
-ibu-
Bapak Jiwo wise sekali. Semoga kelak dapat partner hidup yang ngasih izin buat ngerayain bahagia juga. Bahaya kalo misalnya nanti nikah, terus ga bisa lagi kencan sama laptop atau sama buku. :’)
BalasHapusWaaaaaaa.... so sweeeettttt.... Rukun-rukun dan terus jadi inspirasi buat pasangan2 muda ya bapak jiwo dan mbak punky... :)
BalasHapusSaya sih bakal kayak gini..karena pernah ngerasain banget akibat me jadi posesif..
BalasHapusTemplatenya dibuat responsive kayaknya akan bikin guugle semakin sayang ama blog ini....semangatt
BalasHapusOh yes, ibukku perlu "cuti" selama ini dia gak pernah ambil cuti. *buk, hayo bergegas pelesiran :)
BalasHapusBuahaha.. alasan bapaknya jiwo sama kayak alasan ayahnya ki-ka nih. "Biar ibuk mu waras". Karena kurang piknik bikin ibuk jadi macan.
BalasHapusAndai aku bisa jalan2 sendiri tanpa ada yang nggondeli
BalasHapusSelalu bahagia bercampur haru kalo baca curhatan bapaknya jiwo.. Sehat2 ya jiwo dan keluarag
BalasHapusmbak pung, aku kok jadi pengin nyungsep dibantal guling ya...hiks
BalasHapusaku kangen kluyuran...
mbak pung, aku kok jadi pengin nyungsep dibantal guling ya...hiks
BalasHapusaku kangen kluyuran...
Jarang lho ada bapak kyk bapaknya jiwo...
BalasHapusTurut bahagia membaca tulisan ini, semoga jiwo menjadi orang besar nantinya karena dibesarkan dari orang tua yang pengertian.
BalasHapustak bisa berkata - kata...
BalasHapusah keren. salut. keren.
BalasHapusPantesan.. di setiap foto Pungky, selalu nampak bahagia. Ijin dr Bapak besar bgt sih. Hebat kalian!
BalasHapusJiwa Pengertian nya tinggi sekali ya .. Salut
BalasHapusBener loh Mbak, kebahagian ibu itu kebahagian keluarga
BalasHapusKalau aku cemberut, suamiku kebingungan... terus Juna juga rewel
Suamiku juga bukan tipe ngelarang, apapun yg bisa bikin aku bahagia sih okok ajah...
Ini juga dilakukan bapakku, tapi bedamya anak sudan besar.. jadi yang urus bapak dirumah ya anak2nya, ibunya lagi jalan2 sama teman-temannya pergi liburan.. sesekali orang tua jg bebas mau pergi sama temennya kan, bukan cuma anaknya :)
BalasHapusInspiratif!
BalasHapusSemoga keluarga kalian selalu utuh dan bahagia. Aamiin.
MashaAllah...baca ini ikut senyum bahagia, sungguh energi positif yang menular melalui tulisan yang begitu jujur dan menyentuh.
BalasHapusTurut berterimakasih atas apresiasi yang diberikan pada wanita, terimakasih untuk penghargaan tak terkira.
Tukang sinetron? Tiba2 ngakak baca bagian ini
BalasHapusSuamiku sebenarnya seperti bapaknya jiwo, hanya saja saat ini pergi2 mempengaruhi ekonomi keluarga. Jadi kesempatan 'me time' nya yang sederhana saja :)
Saya share tulisan ini, soalnya membuat saya terharu, tidak.banyak.suami seperti bapaknya jiwo
BalasHapusWah seru... Punya suami bisa jadi sahabat
BalasHapusMbak Pungky, ijin share (hehe, baru ijin). Baca ini jadi terharu, apa lagi kondisi saya sekarang yg baru melahirkan sebulan lalu. Mudah2an kalau saya sudah pulih dapet ijin pergi dari suami. He he....
BalasHapusMantan penderita post partum depression ijin share ya :D
BalasHapusJadi ibunya Jiwo...? 😂😂😂😂
BalasHapusSaluttt untuk ayahnya Jiwo, karena tidak semua suami bisa berlaku seperti itu.
BalasHapusRukun2 selalu yaa...jadi keluarga bahagia dan sejahtera selamanya.
Semoga keluarga kalian selalu dilimpahkan kebahagiaan. Jiwo, kamu sungguh beruntung!
BalasHapusSalah satu hal teladan yang bisa ditiru oleh bapak2 lainnya. Terima kasih untuk cerita yang selalu penuh makna ya, bapak Jiwo
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBapaknya Jiwo hebat, punya pemikiran gitu.
BalasHapusSemoga Jiwo sekeluarga bahagia selalu yaa....
Mau satu yang kayak bapak.
BalasHapusIndahnya bisa punya pasangan seperti papanya Jiwo... You're so blessed 🙏
BalasHapusIndahnya bisa punya pasangan seperti papanya Jiwo... You're so blessed 🙏
BalasHapusAku baru tau dirimu pernah PPD Mak
BalasHapusBahagia selalu yaaaaaa
Bapak Jiwo hebat punya hati seluas samudra
Emak Jiwo juga keren
Inget suamiku... Dia jg tipe yg slalu ngasih aku kebebasan utk traveling sekedar ngilangin stress :). Suami2 pengertian seperti mereka ini memang suami paling idaman ;)
BalasHapusSo sweeet bgt maak, alhamdulillah suamiq jg tipe2nya sama kayak bapaknya jiwo, selalu support utk kebahagiaan istrinya.Rukun2 terus ya mak, always happy kuncinya
BalasHapusAaaarrrgghhh.... aku kok baca ini ikutan seneeng. Pingin jelongjelooong...
BalasHapusLuar biasa....
BalasHapusItu jg yang saya alami......
Andaikan bisa juga q sprti ibunya jiwo,,hiks,,,tanpa terus2an berkutit d dapur,cucian,gosokan,ngurus anak,,q kgen ngmpul breng tmen,shoping,,,huu
BalasHapusAndaikan bisa juga q sprti ibunya jiwo,,hiks,,,tanpa terus2an berkutit d dapur,cucian,gosokan,ngurus anak,,q kgen ngmpul breng tmen,shoping,,,huu
BalasHapusSemoga suami saya bisa sebujak pak Jiwo...
BalasHapusBpk jiwo kerennn...alhamdulilah papanya Arsy juga begitu....
BalasHapusYou are so wise... thanks so much...
BalasHapusIjin share ya mbak..bahagia sekaligus terharu..alhamdulillah suami ku selalu memberikan ijin,sama seperti bapak nya jiwo..jangan lupa bahagia
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerharu bgt bacanya.. keren bgt pemikirannya :)
BalasHapusWell said... langsung saya share ke pak suami hehe
BalasHapusHarus dibaca para suami nih mba heehe
BalasHapusHarus dibaca para suami nih mba heehe
BalasHapusSemoga bisa dapet suami yang begitu 😍😍😍
BalasHapus.
Www.aisyabrillianti.com
Tulisan yang bagus....mas atau mba? semoga sehat dan bahagia selalu.
BalasHapusAaaah terharu sekali bacanyaaaa :')
BalasHapusjiwo, seberat apa pun masalah ibu bapakmu, mereka akan selalu bersama sama kamu :)
BalasHapussalam,
nia
bapak ibu dan anak blogger teladan. hebat
BalasHapusKalau saya yg jadi suami kok khawatir ya dengan gaya hidup model begitu... Sekadar mengingatkan agar ati-ati kebablasan, penyesalan biasanya datangnya belakangan.
BalasHapusBetul Pak Agus Haryanto, nanti takutnya keblablasan, nti kita suaminya mikir bunda nih mikir dirinya sendiri nggak mikir keluarga.
BalasHapusAku juga mantan penderita post partum depression. Trimakasih menulis ini Pak ^^ dan ijin share di fb
BalasHapusSebagai seorg ibu, sy lbh memilih mghabiskan wkt berlibur bersama suami dan anak, tanpa mrk rasanya sy kesepian.
BalasHapusSebagai seorg ibu, sy lbh memilih mghabiskan wkt berlibur bersama suami dan anak, tanpa mrk rasanya sy kesepian.
BalasHapusAlhamdulillah, suami saya seperti papanya jiwo. tapi saya tidak ambil kebebasan itu secara mutlak, karena saya tidak bisa sendiri tanpa suami dan anak2. pernah saya ambil itu me time, tapi apa jadinya? anak telpon, kapan pulang bunda???? sejak saat itu saya tidak ambil me time.
BalasHapusKeren.. pendekatannya bener banget..dr istri/ibu yg bahagia lahir keluerga yg lbh bahagia..
BalasHapusIjin share yaa
Kereen bangeeet.Keluarga adalah tim, kebahagiaan anggota tim, maka sekeluarga akan bahagia.
BalasHapusCara berfikir yang matang dan bijak
Kereen buat papa dan mama jiwo..soal kebablasan atau enggak itu balik lagi ke pribadi masing-masing dan juga kesolidan tim yang sudah terbentuk. Saya yakin kalian bisa melalui ini sampe kaken ninen. Selamat berbahagia :D
BalasHapusasli deh. semakin kagum sama bapaknya Jiwo.
BalasHapusmbrebes mili bacanya
BalasHapussolid team banget ya ibu Jiwo, bapak Jiwo dan Jiwo!
saluuuut
Karena ibu adalah ibu :) bagus banget ya...demi menjaga keutuhan big team harus kompak, aku salut ^^
BalasHapusKerja sama yang keren mb pungky dan mas topan... Saluuuut... :) tetep menginspirasi ya kaliaaaan
BalasHapusdik jiwo gak ikut ibunya nih...
BalasHapusEntah aku yang emang baperan, atau emang cerita ini bikin terharu. Aku kok mewek ya bacanya >.<
BalasHapusAyah jiwo sangat luar biasa. Aku meneteskan air mata sejak baca judul cerita smpai ceritanya habis aku masih ttp mewek. Kok masih ada seorg laki2 pemimpin rmh tangga mempunyai jiwa yg besar u/ membahagiakan keluarga tercinta,terutama u/ istrinya.
BalasHapusTulisan bapaknya Jiwo, senyawa dengan mamah mudanya Jiwo.
BalasHapusSemoga semoga semoga.
Aamiin Aamiin Aamiin.
Namanya kok bisa sama ya
BalasHapus