Serunya Mengajak Balita Berkebun

Sejak punya rumah dengan halaman luas, saya dan suami memang sepakat untuk memulai perkebunan rumahan. Kami memakai metode FAITH (Food Always In The Home), metode pertanian Philippine yang gampang-gampang susah. Intinya, pertaninan FAITH ini adalah dari rumah untuk rumah. Jadi, sudah 4 bulan terakhir ini kami menanam sendiri sayur-sayur kami.

Namanya berkebun di rumah, pasti dong seluruh penghuni rumah jadi ikutan, termasuk Jiwo dan pengasuhnya. Saya dan suami bergantian mengurus serta merawat tanaman-tanaman. Pengasuhnya Jiwo, kebagian menyirami setiap pagi dan sore, plus sapu- sapu halaman 2 hari sekali. Nah, si Baby Nguwil yang ngocol itu, dapat bagian ngerecokin sambil belajar. hihihihi

Mengajak balita berkebun, ternyata sangat menyenangkan sekaligus rempoooong.  Mau gak mau, si rusuh kecil ini harus dapat bagian apapun yang kami pegang. Kami mengisi polybag dengan tanah, ya dia minta juga jatah polybag dan tanah. Bedanya, kami pakai sekop, Jiwo pakai sendok plastik. Kadang kalau gemes, langsung keruk pakai tangan kosong. huahahahaha. Kalau pengasuhnya siram-siram, ya harus banget dia juga kebagian megang selang atau gayung. Pengasuhnya nyiram pakai ember, Jiwo pakai gelas plastik kecil. Bapaknya macul, ya jelas gak mau kalah lah.. Dia punya pacul sendiri, gagang sapu yang udah copot sapunya. Setiap abis macul, dia pasti jumawa "Udah.. Bu.. Ayo.. Nyanyam..". Saya disuruh nanam di tanah yang baru dia 'pacul'. Jadi, saya sering pura-pura menebar benih di tanah hasil paculan dia yang masih rata itu. huehehehehe

Serunya, Jiwo jadi dekat dengan alam dan jadi kebal sama kotor. Dia gak takut tuh buat ngorek-ngorek tanah, pegang-pegang bekicot, bahkan mainan pup kambing. Dikasih satu pohon yang dibilang punya dia, dia jadi belajar merawat dan bertanggung jawab. Itu pohon jeruknya dia ya, tiap hari banget disiramin, dipaculin, kadang diinjek-injek dan ditarik-tarik. Ya ketebak deh, sekarang pohonnya mati dengan sangat indah, Jiwonya nyari tanaman lain buat diaku-aku :))

Dengan berkebun, Jiwo juga jadi tau kalau alam itu harus dirawat karena bisa ngasih dia sesuatu. Tiap sore, dia paling rajin tuh bantuin nyiram.. Abis nyiram, biasanya dia ngitungin nangka di pohon (walau itungannya sangat ngaco) atau ambil bambu buat nyodok-nyodok belimbing biar jatoh. Pokoknya, dia ngerasanya, kalau udah disiram berarti tanaman-tanaman itu boleh diambil buah atau daunnya. Pelan-pelan, tapi jadi belajar untuk berusaha dulu baru menikmati ^_^

Tapi namanya main kotor-kotoran, jelas ada resikonya yaa.. Lututnya Jiwo berkali-kali luka gara-gara nyungsep di halaman. Gak apa-apa deh korengan, anak laki-laki masa mulus? hihihi Trus, karena sering mainan tanah atau kompos, dia pernah diare beberapa hari. Tapi itu dulu, sekarang saya nya yang jadi belajar sigap, tiap abis berkebun, langsung saya mandiin pakai antiseptik itu balita rusuh. hauhauhau Dan yang paling remfong, baju-bajunya Jiwo jadi banyak yang kucel karena keseringan buat glosor di tanah. Gapapa lah ya.. Namanya anak udah ganteng dari sononya, pakai baju dekil ya tetep aja dekil ganteng :D