Arkadia. Diberdayakan oleh Blogger.

Sini Nak, Sama Bapak...


Jiwo, ini bapak..

Belum lama ini, ibu kamu girang bukan main saat melihat tulisan berjudul Pergilah Bu, Bahagiakan Dirimu.. tersebar viral di jagad virtual. Menurutnya, apa yang terjadi adalah hal hebat. Melalui tulisan tersebut, bapak disebutnya sudah menginspirasi banyak kepala.

Jujur saja, Jiwo, ada sedikit bangga di dada bapak. Namun, rasa tersebut berubah kala melihat ratusan kata yang terpampang di kolom komentar sebuah status yang viral. Di sana, ada bermacam kalimat bernada sumbang. Ada yang menyebut kita sebagai sebuah fiksi, karena mana mungkin ada keluarga seperti itu. Ada pula yang menyebut ibu tak berguna lantaran tega meninggalkan kamu hanya diasuh bapak berhari-hari. Paling jahat, adalah pernyataan yang seperti merendahkan martabat bapak sebagai seorang ayah.

"Ibu macam apa yang tega ninggalin anak di rumah cuma sama bapaknya,", kata mereka.


Ibu mungkin bisa nggak peduli dengan komentar macam ini. Tapi hati bapak tak sebesar dia, bapak manusia biasa yang sangat rentan terserang sakit hati dan kecewa. Bapak kecewa, karena istri bapak dianggap tidak memenuhi kriteria sebagai ibu yang baik. Bapak kecewa, setelah perjuangannya menjadi ibu yang demikian luar biasa, dia dianggap lalai dengan tanggungjawabnya mengurus anak dan suami.

Bapak sakit hati. Ketika ada yang bilang ibu tega meninggalkan kamu cuma sama bapak. Bapak juga nggak mengerti kenapa mereka sampai bilang begitu, bapak rasanya dianggap monster. Ibu itu menitip kamu sama bapak, suaminya, ayahnya kamu. Darah daging kamu. Bapak sakit hati sekali, karena berduaan dengan kamu, oleh banyak orang, dianggap seperti sebuah kesalahan.

Mungkin bapak nggak selihai ibu dalam menyuapi kamu, bapak mungkin nggak sepiawai ibu dalam memandikan kamu, bapak nggak sesabar ibu dalam menghadapi rengekan kamu. Tapi percayalah Jiwo, bapak bukan bahaya yang harus dijauhkan dan nggak boleh dibiarkan berduaan sama kamu.

Jiwo..

Kamu itu anak bapak. Mengurus kamu itu tugas ibu, mengurus kamu juga tugas bapak. Membesarkan kamu itu tanggung jawab ibu, membesarkan kamu juga tanggung jawab bapak. Mencurahkan kasih sayang untuk kamu itu harus ibu lakukan, mencurahkan kasih sayang untuk kamu juga harus bapak lakukan. Menemani kamu bermain itu pekerjaan ibu, menemani kamu bermain juga pekerjan bapak. Mengasuh kamu itu amanah dari Tuhan untuk ibu, mengasuh kamu juga amanah dari Tuhan untuk bapak.

Bapak nggak mau, kekurangan waktu bersama kamu hanya karena bapak adalah seorang ayah. Bapak nggak pernah merasa malu menyuapi kamu, memandikan kamu, menggantikan popok, menyanyikan lagu-lagu kesukaan kamu sebelum tidur, menceritakan dongeng, mencuci botol dot, atau menggendong kamu dengan kain jarit keluar rumah dan dilihat tetangga. Bapak juga nggak pernah merasa susah ditinggal berdua sama kamu di rumah. Karena bisa punya waktu sama kamu, itu hal yang mewah buat bapak. Bapak nggak mau menyesal, saat kamu besar nanti, memori-memori tentang mengurus kamu saat kecil hanya dimiliki oleh ibu.


Lagipula, nggak semua pelajaran tentang menjadi laki-laki, bisa diturunkan oleh ibu. Ibu mana tau jenis-jenis kepala obeng, ibu mana bisa membetulkan pompa air yang rusak, walaupun sanggup-ibu mana mau mendorong mobil kita kalau accu-nya soak lagi. Pasang selang gas saja dia nggak bisa, ganti lampu putus juga nggak mau, belum lagi tontonannya sinetron melulu. Tentang menjadi laki-laki, dia taunya hanya si Boy yang motornya gede di sinetron. Lalu bagaimana dia bisa mengajarkan pada kamu hal yang lebih kompleks, seperti menjaga perempuan dan kehormatan keluarga?

Karenanya, sekali-kali, kita butuh waktu berdua. Bapak dan kamu. Ibu biar saja menikmati waktunya sendiri dengan hal-hal yang dia suka. Biarkan dia ke salon, main sama teman-temannya, ngeblog berjam-jam, atau pergi ke luar kota seperti yang pernah bapak tulis. Nonton si Boy nggak masuk hitungan ya, Bu. Bapak sebel lihatnya. Sementara ibu me time, kita dad and son quality time. Menghabiskan waktu berdua, bapak dan kamu.

Selain mempersilakan ibu untuk menyegarkan dirinya--setelah setiap hari bergulat dengan urusan rumah tangga-,waktu berdua sama bapak, akan memberi kita memori tersendiri. Pengalaman-pengalaman yang mungkin, kelak akan kamu ingat kala kamu sudah harus menjadi laki-laki. Lagipula, kalau setiap senang-senang harus selalu bertiga, nanti urusan jantan kita bisa rusak sama cerita sinetronnya ibu.


Jiwo..

Bapak nggak sedang merebut posisi ibu. Kita bertiga saling melengkapi, bukan saling menggantikan. Bagaimanapun, bapak tetap kepala keluarga, dia tetap ibu rumah tangga. Kamu tetap akan lebih banyak diasuh sama ibu, bapak yang cari nafkah. Kamu tetap akan lebih sering main sama ibu, bapak yang menjemput rejeki. Ibu yang akan lebih banyak mendidik kamu, sedang bapak yang mendidik kalian. Ibu yang akan lebih sering menjaga kamu, sedang bapak yang menjaga kalian.

Bapak memang sakit hati, ketika orang-orang bilang ibu tega meninggalkan kamu cuma sama bapak. Tapi bapak akan lebih sakit hati lagi, kalau kamu dan ibu nggak membiarkan bapak menjadi ayah yang selalu ada untuk kamu. Menjadi ayah yang ingin membahagiakan istri dan buah hatinya, walaupun orang-orang memandang keluarga kita aneh atau semacamnya.

Karena bapak, punya rasa cinta yang luar biasa, kepada kalian.

19 komentar

  1. The first.
    Mbak aku mewek. Semangat Mbak Pungki dan dan suami. Orang nyinyir akan selalu ada. SELALU ADA! Tetapi cerita-cerita kalian juga menginspirasi banyak orang. Termasuk aku. Terima kasih untuk semua cerita-ceritanya. Terimaksih untuk menuliskannya dalam blog sehingga bisa dibaca siapapun.

    Salam untu Jiwo :)

    BalasHapus
  2. Belum lagi tontonannya sinetron melulu. XD Mak Pung nangis nggak ini waktu si Boy meninggal eta?
    Uah, Jiwo dan Bapak Topan, dua lelaki favorit Mak Pung :D

    BalasHapus
  3. masih ada aja ya masa kini orang yang nganggap anak cuma boleh diurus ibu
    parah banget

    BalasHapus
  4. Mbak Pungky dan Bapak Jiwo, kami juga keluarga "aneh". Anak-anak saya kadang saya tinggal. Mereka saya titipkan ke bapaknya. Bapaknya kerja sambil ngemong 2 bocah.

    BalasHapus
  5. Bener, ibu ga tau mana kepala obeng, ibu ga mau pasang gas, bener banget itu.

    BalasHapus
  6. Jiwoooo... Jadi bener ibu kamu suka nonton sinetron ya? Wkakakak

    BalasHapus
  7. Huahaha aku ngekek pas bagian "nonton sinetron si boy ga masuk itungan" 😂😂

    BalasHapus
  8. Ya Allah.... Mbrebes Mili...

    BalasHapus
  9. Di mana-mana komen negatif bakal selalu ada. Tapi selama tulisan yang ditulis bener, gak menyesatkan, gak ngajakin berbuat jahat ato melanggar norma etika, ya sebodo lah sama komen-komen miring.

    Semangat Bapaknya Jiwo & Kak Pungky. Selalu suka baca drama kalian. Berguna banget buat pembelajaran hidup. :’)

    BalasHapus
  10. the true parenting. kereeen❤❤

    BalasHapus
  11. Apa kabar Galaksi Pungky? Hei heuuu aku oot

    BalasHapus
  12. wah, tips2nya sangat berharga. terimakasih sudah berbagi :)

    BalasHapus
  13. ahhhhh, tetap semangat yaaa. alhamdulillah bisa jalan beriringan. Ibu punya punya, Bapak dan Anak quality time. good point :)

    BalasHapus
  14. biarinlah orang mau ngomong apa, cuma bapak dan ibu yang paling tahu apa yang penting buat Jiwo..

    BalasHapus
  15. Good job Dad.. Two thumbs up!!

    BalasHapus