Drama Persapihan (2): Nenen Punya Adik Bayi

Tiga tahun dua bulan, masih nenen? MASEEEEH xD

Setelah drama persapihan pertama berakhir sengit, saya berusaha coba cara lain untuk melepaskan Jiwo dari nenen ginuk ginuk saya ini. Dulu, banyak yang mengajari saya tentang weaning with love, sapihnya pakai cinta, kesabaran, dan kesungguhan. Sebelum saya praktek menyapih balsem yang bikin pengen nabok itu, saya praktekin wwl ini duluan sebenernya. Tapi gatot. Nah setelah tragedi balsem, saya semacam dapat hidayah, mungkin memang harus pakai cara baik-baik. Okelah, kita kembali pada wwl.


Saya terus-terusan mengajari Jiwo kalau nenen ini punya dedek bayi, dan dia sudah bukan dedek bayi. Jadi silogismenya, nenen ini bukan punya Jiwo. Dia paham banget tuh teorinya, bahkan kalau ada orang lain yang nanya dia masih nenen apa enggak, dia bisa jawab sendiri "Nenen punya adek ai.. Jiwo sudah gede..". katanya. Saya sempet lega, alhamdulillah banget ini balita ngocol bisa paham.

Tapi ternyata itu cuma teori, sedara-sedara. Prakteknya, setiap saya ingatkan tentang kepemilikan nenen dan dia yang sudah bukan bayi lagi, dia akan mengeluarkan hafalan teorinya "Nenen punya adek ai.. Jiwo sudah gede..". Tapi ngemengnya sambil narik-narik beha, nemu hartanya, kenyot, trus nenen sebelahnya dielus-elus sama dia. Semacam adegan kemenangan.

Gagal maning gagal maning...