Anak Laki-Laki Kok Pipisnya di Kamar Mandi?

"Ngapain cari kamar mandi? Di bawah pohon itu aja!"

Kata-kata-nyaris perintah-ini sering banget saya dengar kalau lagi momong Jiwo main sama temen-temennya. Jadi, kami, sebagai mamak-mamak komplek yang heits dan gaul abes, semacam punya jadwal nongkrong gitu. Biasanya, seminggu sekali atau dua kali, kami kumpul di halaman masjid atau di rumah salah satu tetangga. Gak penting-penting amat sih.. Ya rutinitas emak komplek aja gitu. Duduk-duduk di teras mesjid komplek sambil momong anak pada main, dan memenuhi kebutuhan primer hidup ibu-ibu: gosip. Hahahahaha

Nah, biasanya, kami kumpul dari sore sekitar jam 4 (jam bangun tidur siang anak-anak), sampai magrib. Anak yang kumpul banyak, bisa 5 - 6 anak beserta ibu atau pengasuhnya. Rata-rata seumuran Jiwo atau lebih dikit. Ya umur-umurnya anak lagi toilet training gitu.. Termasuk Jiwo. Jadi kalau lagi main, pasti ada aja anak yang tiba-tiba ngompol di tengah jalan atau yang udah pinteran dikit, sibuk jerit-jerit minta pipis ke ibunya.

Jiwo termasuk anak yang (hatcim!) udah pinteran dikit. Dia kalau main dan pingin pipis, udah bisa ngasih kode. Biasanya dia akan megangin burungnya, trus dengan muka panik menghadap saya sambil bilang "pis.. bu.. pis...". Dulu, awal-awal toilet training, saya masih sering membiarkan Jiwo pipis di sembarang tempat. Asal nemu got aja. Saya pikir, daripada keburu ngompol, mending pipis di tempat terdekat aja deh. Toh, anak laki-laki, gedenya nanti juga biasa pipis di pinggir jalan kealingan pohon atau tembok.

Beberapa waktu lalu, saya baca Ebook tentang mencegah anak dari kekerasan seksual yang disediakan sama Kumpulan Emak Blogger. Ebook ini dibagikan gratis untuk seluruh ibu-ibu yang mau dalam rangka #KEBAgentOfChange. Di Ebook itu, ada materi tentang pendidikan seks untuk balita. Saya baru tau banget, usia balita ternyata udah bisa diterapkan pendidikan seks. Hauhauhauhau mamak mamak macam apa saya ini. Tapi daripada gak pernah tau, kan mending telat ya? ya? ya? *cari pembelaan*

Salah satu cara menerapkan pendidikan seks untuk balita adalah dengan membiasakannya 'menjaga' bagian penting tubuhnya. Jadi, sejak balita, harus udah dibiasakan tuh untuk memperlakukan bagian-bagian penting tubuh dengan cara berbeda. Nah, satu cara sederhananya adalah dengan tidak membiarkan si balita melihat aurat orang lain. Tidak juga dengan terbiasa mengumbar-umbar aurat sendiri.

Makanya, Jiwo sudah mulai saya terapkan untuk gak pipis di sembarang tempat. Walaupun anak laki-laki, pipis harus di tempatnya, di kamar mandi! Supaya dia terbiasa untuk mengistimewakan alat vitalnya. Dia jadi tau kalau alat pipisnya itu bukan mainan yang boleh sembarangan dilihat orang apalagi dipegang-pegang. Harus selalu dijaga dan yang boleh pegang cuma dia, saya, bapaknya, dan pengasuhnya. Ribet sih.. Tapi saya percaya kalau ini adalah langkah sederhana menjaga dia dari kejahatan seksual. Jadi dia pasti ngeh kalau ada orang jahat yang mau macem-macem, wong dari kecil terbiasa untuk jadi satpam buat alat pipisnya sendiri. hihihi

---