Awalnya, saya kira Jiwo cuma beruntusan biasa. Biang
keringat atau semacamnya. Ternyata semakin hari, beruntusannya semakin banyak
dan jadi besar-besar. Bentuknya juga gak seperti biasanya, jadi seperti luka
kebakar atau melepuh. Kata eyangnya (mertua saya), Jiwo ini Suluten, atau ada
yang bilang juga Suleten. Menurut orang Jawa, Suleten ini karena ada pakaian
Jiwo yang terbakar, jadi kulit Jiwo ikut melepuh. Saya lantas mikir, apa
hubungannya?
Gak mau dikalahkan rasa bloon. Saya pun cari tau banyak-banyak
soal Suleten ini. Berikut informasi yang berhasil saya keruk.
Mitos
Menurut kepercayaan orang Jawa, pakaian bayi atau balita itu
gak boleh dibuang apalagi dibakar, karena mereka yakin bahwa masih ada sinergi
antara pakaian dengan si anak. Akibatnya, saat pakaian dibakar, kulit si anak
akan ikut terbakar atau melepuh. Penyakit kulit ini biasa disebut Suleten atau
Suluten. Mengobatinya, mudah saja, cukup dengan memarut kunyit lalu
menggorengnya, hasil gorengannya dibalurkan ke badan anak yang melepuh. Gak
perlu ke dokter dan gak perlu perawatan apa-apa lagi.
Fakta
Itu mitosnya. Saya gak bilang itu salah, tapi saya juga gak
mau membenarkan. Karena bagaimanapun, itu hanya bagian dari kepercayaan
masyarakat karena jaman dulu belum dikenal tetek bengek keilmuan. Betul, bahwa
Suleten adalah bagian kulit melepuh yang biasanya terjadi pada bayi, balita
atau anak-anak. Betul, bahwa kunyit dapat menyembuhkan Suleten (namun akan saya
jelaskan kemudian mengapa saya gak setuju kalau harus digoreng). Tapi salah
besar, kalau dikatakan penyebabnya adalah pakaian anak yang di atau ter bakar.
Suleten, secara ilmiah dikenal dengan nama Impetigo. Ada
juga yang menyebutnya cacar api atau cacar monyet (monkeypox). Penyakit ini
timbul akibat infeksi bakteri bernama Staphylococcus dan Streptococcus. Biasanya,
Impetigo menyerang anak usia 2-14 tahun. Penyakit ini menular melalui luka yang
bersentuhan dengan kulit lain. Makanya, anak yang terkena Impetigo sebaiknya
diasingkan dulu dari teman-temannya sampai sembuh. Karena kalau temannya sampai
tersentuh dengan luka, atau bahkan sekedar bersentuhan dengan mainan yang
pernah disentuh luka sang anak, maka temannya sangat mungkin tertular.
Impetigo
ini banyak macemnya. Ada yang menyerang wajah (biasanya sekitar hidung dan
mulut), ada yang muncul di kepala, ada yang hanya menyerang bagian tubuh
(tangan, kaki, punggung, leher, dll), ada juga yang menyerang sampai lapisan
kulit dalam. Nah, yang paling banyak terjadi adalah Impetigo yang menyerang
wajah dan badan. Kalau Jiwo, yang kena paling banyak adalah tangan, kaki dan
pantatnya. Alhamdulillah, kenanya cuma di badan. Saya lihat gambar-gambar yang kena di wajah,
rasanya merinding, ngeri! Ada yang sampai susah buka mata saking mukanya penuh
koreng. Ada juga yang bibirnya sampai hilang ketutupan luka. Duh, jangan sampai
Jiwo kena yang begitu. Gak bakal kuat liatnya :(
Banyak
orang tua yang sulit membedakan Impetigo dan cacar air. Begini, sotoynya saya
ya, kalau cacar air itu lebih ‘basah’, bintiknya berair banyak. Biasa disertai
demam tinggi dan anak yang mendadak lemas. Nah, kalau Impetigo,
bintik-bintiknya berair namun gak banyak. Cenderung kering dan lama kelamaan
akan jadi koreng seperti kulit melepuh atau terbakar. Makanya, Impetigo ini
biasa juga disebut Cacar Api, karena memang kulit nantinya akan seperti
terbakar api. Dalam bahasa Jawa, kena api itu disebut kesulut. Makanya, namanya
jadi Suluten atau Suleten. Pas saya dan suami menyimpulkan ini, kami cuma bisa “ooooh”
dengan sangat kompak dan penuh cinta. *haitsah*
Tanda
dan Gejala
Tanda-tanda
anak terkena Impetigo, diawali dengan kulit seperti bruntusan atau bintik-bintik. Nah, lama kelamaan, bintik-bintik ini membesar dan berair. Selanjutnya,
akan berubah seperti kulit melepuh atau terbakar. Impetigo juga biasanya
dibarengi dengan biang keringat yang banyak dan mencar-mencar. Ini yang awalnya
bikin saya panik bukan main, karena biang keringatnya Jiwo tiba-tiba banyak sampai ke telapak kaki
dan daerah selangkangan.
Ada
Impetigo yang disertai demam dan lemas, ada juga yang tanpa apa-apa selayaknya anak sehat. Ada yang
gatal dan perih, ada juga yang sama sekali gak kerasa. Jiwo contohnya, awal
Impetigo, badannya sama sekali gak demam dan gak garuk-garuk. Pas lukanya mulai
membesar, saya coba colek-colek, sekedar ngetes apakah perih atau enggak.
Hasilnya, Jiwo diam aja dan tetap ketawa ketiwi. Bahkan waktu beberapa lukanya
kegesek mainan, dia tetep cengengesan. Entahlah, ini Impetigonya atau anak saya yang
ajaib :|
Awal mula Impetigo |
Penyebab
Penyebabnya
adalah bakteri bernama Staphylococcus aureus dan Streptococcus. Dua bakteri
nyebelin ini, masuk ke dalam tubuh melalui luka kemudian menginfeksi. Jadi, Impetigo
sangat mungkin disebabkan oleh kontak dengan mereka yang sudah terinfeksi
duluan. Atau bisa juga lewat benda-benda seperti handuk, mainan, sprei, alat
makan, pakaian, dll. Bahkan, Impetigo bisa menular melalui sentuhan lho.. Jadi,
misalnya ada orang tua yang menyentuh luka Impetigo, lalu belum cuci tangan sudah
menyentuh anak lain, mungkin banget si anak lain ini kena. Apalagi kalau anak
lain itu punya luka. Makanya, kalau anak punya luka, sebaiknya dijaga dan
dirawat baik-baik karena banyak bakteri yang mencoba menyusup lewat situ. Hiiy!
Penanganan
Kata
beberapa sumber, Impetigo akan sembuh sendiri dalam 1 sampai 2 minggu. Asal
anak selalu dijaga kebersihannya dan selalu mandi menggunakan antiseptik. Tapi,
saya mah gak tegaan. Liat anak kulitnya melepuh-melepuh begitu, hari ketiga (hari ini), langsung
saya angkut ke klinik. Sama dokter, dikasih salep dan antibiotik minum untuk
mempercepat penyembuhan. Lagian, kalau penyembuhan gak dipercepat, kasian juga
anaknya. Gak bisa main dan terus diasingkan dari teman-temannya. Kasian juga
orang sekitarnya, semakin lama punya kemungkinan tertular. Jadi, mending buru-buru
deh bakterinya disikat habis, jleb! :D
Kalau orang tua jaman dulu, anak yang Impetigo-atau kata
mereka mah Suleten, biasanya diobati dengan baluran kunyit yang digoreng. Saya
percaya sama kunyitnya, karena menurut google (lagi), kunyit adalah antibiotik
alami yang disediakan alam. Tapi, saya gak percaya kalau harus digoreng dulu.
Waktu Jiwo diobati pakai cara ini, dia sukses aja terus-terusan risih dan uring-uringan. Gimana enggak, wong seluruh badannya berbalur minyak goreng dan
dibawa beraktifitas. Sukseslah dia gerah, banjir keringat dan rewel, yang ada,
keringet buntetnya malah makin subur makmur. Buanyak! Untuk saya, lebih baik
kunyit saja diparut lalu kasih air sedikit supaya ada sarinya. Nah, sarinya ini
dibalurkan di badan anak. Lebih adem dan gak bikin hebring karena rewel yang
gak udah udah :D
Pencegahan
Mencegahnya gampangs! Cukup dengan menjaga kebersihan anak,
lingkungan sekitarnya dan orang-orang yang biasa bersentuhan dengannya. Kalau
anak sehari-hari bersama pengasuh, pastikan si pengasuh bersih luar dalem sebelum memegang anak. Siapapun itu, apalagi baru dari berpergian,
selalu pastikan untuk sudah mencuci tangan dan kaki sebelum menyentuh anak.
Ganti handuk, sprei, selimut, dan cuci gendongan secara rutin. Kalau anak punya
luka, seperti yang saya bilang sebelumnya, dijaga baik-baik ya :)
Sekarang, Jiwo sedang masa penyembuhan dan masih diisolasi
dari teman-temannya. Kalau anak lain kena Impetigo bisa rewel seharian dan
bikin emaknya stress, Jiwo tetap cengengesan dan malah sempet nemenin saya naik
motor trus ke minimarket. Hihihi
Sekian ibu ibu.. bapak bapak. Semoga bermanfaat, ya! :)
Oalah, apa dulu anak2ku kena impetigo ini yak. Persis banget dg fotomu itu, Mak. Dulu dokter bilang anak2ku kena semacam flu gitu. Flu yg disertai panas. Setelah panas reda langsung keluar bercak2 merah di telapak kaki, lama2 menyebar ke seluruh badan. Aku sampek mewek pas mandiin anakku, keciaaaan banget ngeliatnya.
BalasHapusLah ya mbuh.. hanya Tuhan, mak Uniek, anak anak dan aer mandi yang tau. Hahahaha
HapusTapi kalo cuma bercak-bercak, bisa jadi flu luar negeri yang lagi tren itu. Kalo impetigo, sampe melepuh dan korengan. Tapi entahlah.. aku gak sedih sama sekali masa. Wong anaknya hepi hepi aja :D
Cepet sembuh ya baby nguwilnya kak Pungky :'))
BalasHapusJiwoooo, ndang sehat yo Le. Tak doakan dari Jember
BalasHapuscepet sembuh jiwo....biar bisa lomba lari sama emak bapaknya #eh
BalasHapuslekas sembuh jiwo, biar bisa tunjukan lagi senyum tawamu :)
BalasHapusDulu abang Moses pernah kena cacar api. Umur 2 tahunan gitu deh. Untung gak banyak. La sedikit aja, serem liatnya. Cepet sembuh ya, Jiwo :*
BalasHapusKeknya Faiz juga pernah gini, tapi gak mpe banyak...lupa ding...iya baju Faiz yang bebi masih sukses dalam penyimpanan yang entah kapan aku singkirkan *
BalasHapusAku dl pernah sakit gni...yah jaman bahela...lah skrg ank sdh SMU...sm bapak diobati dg cr tradional, dicarikan pohon cangkring...gak tau nama lain pohon itu, pohonnya berduri banyak, banyakan durinya dr daunnya. diambil batangnya trus dibakar...arangnya dimasukin bak beberapa saat dg air hangat trus, aku disuruh beremdam disitu sp air mulai dingin...alhamdulillah gak sp seminggu sembuh...tanpa ada bekas sdktpun...
BalasHapussaya juga pernah kena penyakit inin nih ...
BalasHapussekarang aku suleteeen T_T
BalasHapusTak pikir yang suleten itu hanya anak-anak saja lho mbak...
HapusSama, saya juga T.T
HapusIya di rumah saya, kepercayaan dan mitos itu masih berlaku.. ada yang bilang popok terbakarlah inilah itulah....
BalasHapusAnak sy bru berumur 11bln...kemarin malam dia demam,sy pikir itu cuma demam biasa krn lg numbuh gigi...sepanjang malam rewel tidur jg nangis terus..begitu pagi sy kaget byk bintik2 seperti kulit yg melepuh terutama pd bagian siku, lutut, telapak tangan dan telapak kaki..sy bingung mau ksh obat apa?takut salah aplgi anak sy msh bayi..sy coba browsing begitu lihat postingan ini sy jd berpikir jgn2 anak sy IMPETIGO soalnya melihat tanda2 nya sgt mirip dgn anak sy..
BalasHapusAnak aku sekarang jg lagi key gitu umurnya baru 23 bulan.persis foto punya jiwo.pertamanya tak kira dia kena cacar air.tp bannya g panas.pertama keluar di lutut kaya berair trus digaruk pecah.sekarang tmbah lebar lukanya.diperut dinkepala sama di pundak.kasian ngliatnya.:-(.jadi rewel trus apa2 salah.
BalasHapusanakq sekarang jg gitu mbk... :'(
BalasHapusanakq sekarang jg gitu mbk... :'(
BalasHapusThanks for sharing. Jiwo, kamu punya orangtua yang hebat!
BalasHapusSalam,
Aci.
anaku juga kena impetigo om
BalasHapusThanks for sharing :)
BalasHapusMaaf ni bun, saya udah umur 20tahun. Kena kaya gitu juga. Kbetulan saya dirantauan. Saya bilang sma emak saya dikampung katanya ya gitu suleten. Kalo nurut mitos si iya juga, soalnya saya pernah buang maaf softek sm clna dalam sembarangan *dlm artian dibuang ke sampah yg bakalan dibuang/dibakar* tapi lukanya saya cuma satu kya kena kenalpot motor gitu.
BalasHapusIya nih, sama mbak. Aku juga kena suleten. Kemarin di paha, sekarang di lengan. Gatel banget rasanya. Padahal udah kering lukanya, tapi masih kerasa perih.
Hapusiya nih bund, bayiku umur 11 bulan juga kena cacar monyet. sedih liat pahanya ada koreng gitu.
BalasHapusKasian lho anaknya kalo dari kecil antibiotik. Kalo dokter luar negeri bahkan orang dewasa pun tidak dibiasakan antibiotik apalagi anak kecil.
BalasHapusKucoba pake kunyit ya. Hiks hiks sedih bgt anakku juga ada suleten tp Alhamdulillah masih wajar jumlahnya. Huhu
BalasHapusMbak kalau boleh tau antibiotik nya apa sekalian salepnya.. makasih
HapusAnak saya sekarang lagi kena seperti itu mba, sudah satu minggu Alhamdulillah lukanya sudah ada yang kering dan mengelupas..tadinya saya pikir cacar, tapi dokter bilang bukan dan hanya di kasih salep betametason
BalasHapus