Arkadia. Diberdayakan oleh Blogger.

Membawa Bayi ke Luar Kota Pertama Kali

Dua bulan yang lalu, saya punya kewajiban sama negara untuk memperpanjang KTP yang telah habis masa berlakunya. Karena KTP saya masih Depok, akhirnya mau gak mau saya harus pulang dan mengurus tetek bengek perKTPan yang amit amit ribetnya itu. Dan karena sekarang saya adalah Mama, jadi mau gak mau ke Depoknya harus boyong si bayi gaul gembul berjambul. Ngenesnya, suami saya sedang ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggal. Jadilah saya ke Depok cuma bertiga dengan Jiwo dan pengasuhnya.



Sebagai Mama rempong, hal-hal yang saya siapkan sebelum keberangkatan adalah baju bagus buat gegayaan, sepatu bagus buat gegayaan juga, aneka cemilan dan makanan Jiwo supaya anteng, dan berbagai perlengkapan bayi yang penuh sampai dua tas. Hasilnya? Hasilnya perjalanan Purwokerto - Depok saya penuh dengan keringat karena kebanyakan bawa tas dan isinya banyak yang useless. Hahahaha. Kalau gak salah, saya bawa 4 atau 5 tas besar-besar, dan pulang dari Depok saya berasa abis fitness tujuh puasa tujuh lebaran.


Membawa bayi melakukan perjalanan ke luar kota ternyata tidak semudah dan menyenangkan yang saya kira. Kalau lihat di foto-foto atau blog liburan orang lain bersama bayinya, saya selalu membayangkan betapa bahagianya ke luar kota bersama si kecil. Bayi senang, kita nya pun senang buanget. 

Kenyataannya? Jauh dari yang saya bayangkan. Satu kata: Repot! Repot pot pot pot. Saya gak siap dengan susu dan makanan yang tumpah kemana-mana, bayi pup di kereta, nangis jerit-jerit di tengah kemacetan Jakarta, air panas untuk menyeduh susu di perjalanan yang sama sekali sudah tidak panas, menaikturunkan tas besar-besar saat si kecil sudah rewel kepanasan, mengipasi si kecil selama 7 jam perjalanan karena AC kereta eksekutif tak cukup mampu membuat bayi saya nyaman, dan seabrek hal lain yang membuat saya pikir-pikir lagi untuk membawa Jiwo keluar kota selama dia masih batita.


Ini beberapa tips untuk Mama Mama lain yang berencana membawa bayinya ke luar kota dengan kendaraan umum (belajar dari pengalaman) hahahaha:
1. Buat daftar bawaan dan pangkas semua hal yang sekiranya tidak perlu. Apalagi kalau agendanya liburan, barang bawaan yang kebanyakan cuma akan bikin Mama repot dan ribet.
2. Bawa mainan kesayangan si kecil. Walaupun gak terlalu ampuh untuk membuatnya tenang, setidaknya dia tau kalau kesayangannya ikut bersamanya. Jadi gak ada kemungkinan nyariin mainan kesayangan sampai nangis nangis.
3. Siapkan kipas, handuk kecil, tisu basah, dan hand sanitizer di tas kecil yang Mama bawa. Mama gak akan pernah tau sepanas apa suasana perjalanan yang akan dihadapi si kecil dan bagaimana dahsyatnya debu-debu di kendaraan umum.
4. Siapkan cemilan kesukaan si kecil di tas kecil Mama. Kalau-kalau dia lapar namun keadaan tidak memungkinkan untuk makan besar, Mama sudah punya senjata untuk ganjel perutnya sementara.
5. Masukkan semua dalam tas! Kantong plastik kecil-kecil atau botol minum ditenteng cuma akan bikin Mama ribet pake banget. Masukkan semua bawaan ke dalam tas supaya ringkes. Baju Mama dan si kecil dalam satu tas besar, perlengkapan makan dan menyusui dalam satu tas khusus plus tas kecil Mama untuk keperluan darurat seperti dua atau tiga pampers, dua setel baju ganti si kecil, dompet, handphone dan perintilan yang saya sebutkan diatas.
6. Utamakan nyaman daripada gaya. Nah ini penting nih. Waktu berangkat, Jiwo saya pakaikan kemeja dan celana jeans tipis serta sepatu supaya gaya. Hasilnya, kereta belum jalan tapi anak saya udah mandi keringat. Hahaha. Jadilah agenda pertama di dalam kereta adalah: ganti baju adem. Berlaku juga untuk Mama atau Papa. Membawa anak ke tempat jauh dengan kendaraan umum, pliss.. nomor satukan kenyamanan. Jangan kayak saya :')
7. Terakhir, jangan panik! Sekalipun dedek eek di kendaraan umum baunya udah kemana-mana sambil nangis jerit-jerit, Mama harus tetap tenang. Bereskan dan bersihkan pelan-pelan. Gak usah peduli orang lain udah ngeliatin jutek. Yang penting beres dan si bayi kembali nyaman.

Dan yang paling penting untuk Mama siapkan sebelum berangkat adalah: Mental. Kalau semua sudah siap tapi mental Mama belum. Keruwetan dan kerepotan selama perjalanan hanya akan menjadi tulisan di blog panjang lebar seperti saya ini. Nyahahahahaha

Tidak ada komentar