Sudah setahun lebih saya nggak pajang wajah Jiwo di dunia maya, baik di blog, maupun sosial media. Awalnya susah sih, susah banget, rasanya jiwa narsis saya kayak dikerangkeng bulan ramadhan. Etapi sekarang, setelah setahun, udah biasa aja tuh. Udah sama sekali nggak ada beban, dan malah jadi kebiasaan. Alhamdulillah deh nggak ribet-ribet amat kek dulu.
Lebay emang biarin aja, saya sudah lama menutup telinga soal ini. hahahaha Dunia maya itu jahat banget, dan saya nggak rela kalau Jiwo jadi konsumsi publik sembarangan. Wajah dan beberapa hal tentang dia, saya jauhkan baik-baik dari dunia maya. Demi keamanan, demi kebaikan dia.
Nah, selain wajah Jiwo, ada beberapa hal lain yang juga tidak kami posting ke dunia maya.
1. Rumah
Kalau merhatiin sosmed dan blog kami, kalian nggak akan lihat rumah kami bentuknya kayak apa dan warna catnya apa, karena memang nggak pernah ada fotonya. Saya nggak pernah posting foto lagi di depan rumah gitu, dulu pernah bikin home tour di blog, tapi itu kontrakan lama yang udah nggak kami tempatin. Kalau rumah yang lagi kami tinggalin, kami jauhin dari hingar bingar dunia maya.
Ya fotonya aja enggak, alamatnya apalagi, ya. Saya cuma selalu bilang rumah saya di Purwokerto, udah, titik. Bahkan sekarang paket-paket endorsan, atau kiriman-kiriman lain dari klien, saya alamatin ke kantor mas suami. Paket yang ke rumah biasanya belanjaan online, soalnya kalau gincu apa baju baru yang belinya diem-diem sampai ke mas suami duluan, bisa-bisa jadi barang sitaan dan kudu setoran ranjang dulu baru dibalikin hahahahaha
2. Lagi Dimana
Ini yang paling sering bikin orang kecele, karena kalau saya lagi snapgram trus tag location gitu, suka ada aja yang ngajakin ketemuan. Dan selalu saya tolak karena kalau snapgram pasang location, berarti bisa dipastikan saya sudah nggak ada di lokasi itu hahahahaha maafin yaaa.
Fitur tag location itu buat saya berbahaya banget sih. Bayangin aja, orang bisa tau persis keberadaan kita dimana, kan serem. Apalagi di luar kota gitu, saya anti banget tag location penginapan, nginep di hotel apa, saya posting kalau sudah check out. Gimana kalau malem-malem ada yang "ting tong" ke kamar hotel trus pas dibuka, mas-mas bertopi dengan masker menutup setengah wajah, dan langsung membekap mulut saya dengan sapu tangan bius. Lalu saya disekap aaaaak. Kebanyakan nonton film action, biarin biarin biarin.
Jadi kalau tag location di snapgram atau path, saya pasti late post. Kalau sudah pergi dari tempat itu, baru posting. Kecuali kalau sponsored trip yang harus livegram dan tag location, ya mau nggak mau itumah. Tapi itu jarang banget, jadi alhamdulillah belom pernah ada ting tong super-horor itu. Hiy, mitamit.
3. Identitas Pengasuh
Ini mulai saya terapkan karena si mbah udah umur euy, saya jaga dia kayak saya jaga Jiwo. Bukan cuma alamat tinggal atau nama lengkapnya aja yang saya jauhkan dari dunia maya, tapi juga jadwal kerjanya dia. Hari apa jam berapa dia ada di rumah kami, itu nggak pernah kami posting dimana-mana. Nggak pernah posting dalam arti, saya nggak pernah memperlihatkan ke publik saat dia ada atau saat dia nggak ada di rumah kami. Karena kalau orang yang niat, sosmed itu bisa buat maping. Saya juga nggak pernah posting rumahnya dia, padahal kami sering banget main ke sana.
4. Jadwal Keseharian
Nah, soal jadwal, nggak cuma si mbah yang saya sunyikan dari dunia maya, Jiwo juga tentu aja. Kapan saya atau mas suami nggak ada di rumah, dimana Jiwo setiap saya keluar kota, kapan mas suami lembur, dimana Jiwo dan saya kalau mas suami lembur, termasuk jadwal kegiatan Jiwo di luar rumah, itu nggak pernah kami tampilkan.
**
Ada yang pernah bilang gini, sekali kita posting sesuatu ke dunia maya, maka kita telah menyerahkannya pada publik. Selamanya nggak akan bisa kita tarik lagi, sekalipun kita hapus. Jadi saya nggak mau terlalu banyak soal Jiwo, jadi milik publik tanpa bisa saya tarik lagi. Saya nggak mau sampai kejahatan terjadi karena tangan saya sendiri, karena kami membuka kesempatan itu lewat data-data yang kami suguhkan cuma-cuma ke dunia maya.
Kata bu Endah, dunia maya tak berpenjaga kecuali diri kita sendiri.
Saya yakin setiap keluarga, setiap orang tua, punya keputusan sendiri soal ini, dan apapun itu, semoga keluarga kita semua selalu dalam lindunganNya ya :)
Ini penting banget. Kemarin aku mengingatkan sepupu yang gak sengaja pasang foto list anaknya beserta nama tk nya. Serem klo disalahgunakan.
BalasHapusAda juga beberapa artis yang nggak menampilkan wajah anaknya. Salah satu yg jadi panutanku adalah Kak Ressa Rere. Anaknya cewe, sama imutnya dengan anak Kak Pungky yang cowok ��
BalasHapusAku juga sempat membayangkan, gimana ya kalo nanti aku punya anak. Apakah akan kututupi juga wajahnya? Hmmm...
Pengen sih sebenarnya, tapi ya gitu, belum punya anak. Duh laaaah, suami aja belum punya ����
poin2 yang disebutkan Pungky sudah kulakukan sejak dulu sampai sekarang
BalasHapusmakanya nulisnya yang umum2 aja
apalagi pas anak2 udah gede mereka sendiri yang minta nggak mau diceritain di blog
Yang pernah saya baca, salah satunya stiker bergambar anggota keluarga yang nempel di kaca belakang mobil tuh biasanya. Sekilas terlihat keluarga bahagia, harmonis ya. Tapi setelah baca mengenai hal2 yang perlu diperhatikan tentang 'mengumbar keluarga dan bahaya yang menanti', saya jadi berpikiran lain kalo ada mobil dengan stiker keluarga seliweran.
BalasHapusJadi mikir, 'ih apa gak takut ya kalo ada penjahat yang maping gitu?'. Semogaa semogaa kita dijauhkan dari bahaya yang 'diciptakan sendiri'. Amin :)
Wah, Mbak Pungky, saya malah pernah pajang foto lucu Palung kala bayi di blog, dan dah dihapus. Kala itu saya lom tahu soal bahayanya. Soal alamat dll, kayaknya saya harus perhatiin, nih. Gimana kalau ada orang jahat, ya?
BalasHapusDumay benar-benar tak terkira.