Jiwo, ini bapak.
Bapak masih ingat betul sensasi luar biasa saat melihat bayi seberat 4,5 kilo lahir ke dunia. Bahagia, bangga, bercampur ngeri yang juga nggak biasa. Waktu itu bapak masuk babak hidup yang jauh berbeda. Menjadi ayah, menjadi orang yang harus mampu memberimu contoh-contoh dalam menjalani kehidupan.
Hari ini, genap empat tahun kamu hidup di dunia. Sama seperti ayah-ayah di keluarga lain, bapak juga punya ucapan, doa, atau sebut saja harapan. Ada tiga, semoga kamu mengamini semuanya.
Satu, bapak nggak ingin kamu jadi anak pintar. Kenapa? Karena pintar sekarang ini diukur dengan ijazah S1, S2, atau S3. Sehelai kertas yang menjadi pembuktian bahwa kamu telah merampungi studi. Pintar sekarang, adalah meraih gelar tanpa mendapatkan pengetahuan dari disiplin ilmu yang kamu pelajari. Pintar sekarang adalah sarjana pendidikan bahasa Inggris yang nonton film Hollywood harus pakai subtitle Indonesia.
Kalau definisi pintar di masa depan masih seperti ini, Jiwo tak perlu jadi orang pintar. Bapak ingin, Jiwo jadi saja orang berpengetahuan luas. Pelajari semua ilmu yang ada di dunia, pelajari apa yang Jiwo sukai, dalami ilmu yang Jiwo cintai. Ilmu yang bermanfaat. Selebihnya, Jiwo boleh meletakkan ijazah dalam prioritas nomor sekian. Sungguh, Bapak nggak akan tanya.
Dua, bapak nggak ingin kamu jadi anak soleh. Karena yang banyak disebut soleh sekarang ini, definisi-definisi kecil macam sebatas khatam Alquran di umur belasan, sekalipun tak paham (bahkan tak tahu sama sekali) artinya.
Soleh sekarang diukur dengan menang lomba mengaji, azan, dan salat. Lagi, soleh adalah seberapa banyak hafalan surat-surat pendek yang bisa kita jejalkan ke kepala.
Soleh sekarang ini sedikit lucu. Mereka-mereka yang takut memakai, memakan, atau memilih barang yang tak punya label halal. Pakai jilbab saja harus yang halal, jangan makan ayam A yang tak dilabel halal, sampai-sampai pilih gubernur jangan yang haram.
Kalau di masa depan definisinya masih sama, Jiwo nggak usah soleh. Jiwo hanya perlu menjadi orang yang ber-Tuhan. Baik atau buruk kamu lihat dari nurani, bukan dari label. Ingatlah Tuhan dalam hatimu, dalam jiwamu, dalam setiap napasmu. Mempelajari agama apapun yang kamu yakini kelak. Menjadi orang yang mampu menjalankan habluminallah dan habluminannas dengan baik, sudah.
Bapak juga nggak ingin kamu berguna bagi nusa dan bangsa. Karena sekarang ini, definisi golongan berguna bagi nusa dan bangsa, adalah mereka yang menjadi abdi negara. Golongan yang akan diam tenang saat melihat atasan mereka meraup rupiah yang bukan haknya. Golongan yang akan menutupi kejelekan pimpinan dari mata-mata publik yang mengawasi. Golongan yang tak pernah sadar bahwa majikan mereka yang sesungguhnya adalah rakyat jelata. Golongan yang menggunakan nama negeri untuk merampas, menindas, mengibarkan bendera-bendera kepalsuan.
Jiwo, tak usah berguna bagi nusa dan bangsa. Kamu hanya perlu menjadi orang yang berguna bagi sesama, cukup.

Hari ini, genap empat tahun kamu hidup di dunia. Sama seperti ayah-ayah di keluarga lain, bapak juga punya ucapan, doa, atau sebut saja harapan. Ada tiga, semoga kamu mengamini semuanya.
Satu, bapak nggak ingin kamu jadi anak pintar. Kenapa? Karena pintar sekarang ini diukur dengan ijazah S1, S2, atau S3. Sehelai kertas yang menjadi pembuktian bahwa kamu telah merampungi studi. Pintar sekarang, adalah meraih gelar tanpa mendapatkan pengetahuan dari disiplin ilmu yang kamu pelajari. Pintar sekarang adalah sarjana pendidikan bahasa Inggris yang nonton film Hollywood harus pakai subtitle Indonesia.
Kalau definisi pintar di masa depan masih seperti ini, Jiwo tak perlu jadi orang pintar. Bapak ingin, Jiwo jadi saja orang berpengetahuan luas. Pelajari semua ilmu yang ada di dunia, pelajari apa yang Jiwo sukai, dalami ilmu yang Jiwo cintai. Ilmu yang bermanfaat. Selebihnya, Jiwo boleh meletakkan ijazah dalam prioritas nomor sekian. Sungguh, Bapak nggak akan tanya.
Dua, bapak nggak ingin kamu jadi anak soleh. Karena yang banyak disebut soleh sekarang ini, definisi-definisi kecil macam sebatas khatam Alquran di umur belasan, sekalipun tak paham (bahkan tak tahu sama sekali) artinya.
Soleh sekarang diukur dengan menang lomba mengaji, azan, dan salat. Lagi, soleh adalah seberapa banyak hafalan surat-surat pendek yang bisa kita jejalkan ke kepala.
Soleh sekarang ini sedikit lucu. Mereka-mereka yang takut memakai, memakan, atau memilih barang yang tak punya label halal. Pakai jilbab saja harus yang halal, jangan makan ayam A yang tak dilabel halal, sampai-sampai pilih gubernur jangan yang haram.
Kalau di masa depan definisinya masih sama, Jiwo nggak usah soleh. Jiwo hanya perlu menjadi orang yang ber-Tuhan. Baik atau buruk kamu lihat dari nurani, bukan dari label. Ingatlah Tuhan dalam hatimu, dalam jiwamu, dalam setiap napasmu. Mempelajari agama apapun yang kamu yakini kelak. Menjadi orang yang mampu menjalankan habluminallah dan habluminannas dengan baik, sudah.
Bapak juga nggak ingin kamu berguna bagi nusa dan bangsa. Karena sekarang ini, definisi golongan berguna bagi nusa dan bangsa, adalah mereka yang menjadi abdi negara. Golongan yang akan diam tenang saat melihat atasan mereka meraup rupiah yang bukan haknya. Golongan yang akan menutupi kejelekan pimpinan dari mata-mata publik yang mengawasi. Golongan yang tak pernah sadar bahwa majikan mereka yang sesungguhnya adalah rakyat jelata. Golongan yang menggunakan nama negeri untuk merampas, menindas, mengibarkan bendera-bendera kepalsuan.
Jiwo, tak usah berguna bagi nusa dan bangsa. Kamu hanya perlu menjadi orang yang berguna bagi sesama, cukup.
**

Jiwo, ini ibu.
Sejak sebulan lalu, kamu merengek minta ulang tahun. Katanya biar kayak teman-teman, ulang tahun ada tiup lilin dan potong kuenya. Kuenya harus gambar bis, warna kuning, biar kayak school bus di youtube. Tiup lilinnya harus sama Jingga. Ibu dan bapak sebenarnya lagi gak bisa memenuhi itu, kondisi keluarga kita sedang gak mungkin untuk sebuah perayaan.
Tapi doamu terlanjur melangit, nak. Barusan, kita mendapat perayaan seperti yang kamu mau. Eyang emak dengan tangannya sendiri, bikin sebuah kue ulang tahun, bentuk bis warna kuning. Kita tiup lilin dan potong kue sama Habibi dan Keenan di cafenya Jingga. Walaupun nggak lengkap karena Jingga lagi ke Semarang, tapi ibu sangat sangat bersyukur. Gusti mengabulkan apa yang Jiwo minta, Alhamdulillah.
Jiwo, kalau bapak punya tiga, ibu cuma punya satu.
Ibu janji sama kamu, kelak, kamu boleh jadi apapun yang kamu mau. Kamu boleh mengimani apapun yang menurut kamu baik, kamu boleh memilih jalan manapun yang kamu percaya. Kamu boleh nakal, nak. Kamu gak perlu jadi anak baik hanya untuk menghargai ibu. Kamu gak perlu memalsukan macam-macam demi membuat ibu jauh dari kecewa. Gak perlu. Ibu akan menerima kamu apa adanya, seperti kamu menerima ibu sekalipun jauh dari sempurna. Ibu telah percaya bahwa kamu akan memilih jalan yang hebat, sejak kamu bayi merah dan menatap mata ibu lekat-lekat.
Ibu hanya minta satu hal dari Jiwo, boleh?
Kumohon amini harapan bapak nomor dua. Ingatlah selalu Tuhan dalam hatimu, dalam jiwamu, dalam setiap napasmu. Sekalipun hujan, sekalipun badai. Hiduplah harmoni bersama seluruh ciptaan-Nya, nak. Kamu bukan malaikat yang bisa menyantroni langit tujuh lapis saking saktinya, tapi bukan juga hewan yang nggak punya hati nurani. Jadilah manusia yang benar-benar manusia. Karena telah kusematkan itu pada namamu, Arkadievich. Sang anak semesta.
Sejak sebulan lalu, kamu merengek minta ulang tahun. Katanya biar kayak teman-teman, ulang tahun ada tiup lilin dan potong kuenya. Kuenya harus gambar bis, warna kuning, biar kayak school bus di youtube. Tiup lilinnya harus sama Jingga. Ibu dan bapak sebenarnya lagi gak bisa memenuhi itu, kondisi keluarga kita sedang gak mungkin untuk sebuah perayaan.
Tapi doamu terlanjur melangit, nak. Barusan, kita mendapat perayaan seperti yang kamu mau. Eyang emak dengan tangannya sendiri, bikin sebuah kue ulang tahun, bentuk bis warna kuning. Kita tiup lilin dan potong kue sama Habibi dan Keenan di cafenya Jingga. Walaupun nggak lengkap karena Jingga lagi ke Semarang, tapi ibu sangat sangat bersyukur. Gusti mengabulkan apa yang Jiwo minta, Alhamdulillah.
Jiwo, kalau bapak punya tiga, ibu cuma punya satu.
Ibu janji sama kamu, kelak, kamu boleh jadi apapun yang kamu mau. Kamu boleh mengimani apapun yang menurut kamu baik, kamu boleh memilih jalan manapun yang kamu percaya. Kamu boleh nakal, nak. Kamu gak perlu jadi anak baik hanya untuk menghargai ibu. Kamu gak perlu memalsukan macam-macam demi membuat ibu jauh dari kecewa. Gak perlu. Ibu akan menerima kamu apa adanya, seperti kamu menerima ibu sekalipun jauh dari sempurna. Ibu telah percaya bahwa kamu akan memilih jalan yang hebat, sejak kamu bayi merah dan menatap mata ibu lekat-lekat.
Ibu hanya minta satu hal dari Jiwo, boleh?
Kumohon amini harapan bapak nomor dua. Ingatlah selalu Tuhan dalam hatimu, dalam jiwamu, dalam setiap napasmu. Sekalipun hujan, sekalipun badai. Hiduplah harmoni bersama seluruh ciptaan-Nya, nak. Kamu bukan malaikat yang bisa menyantroni langit tujuh lapis saking saktinya, tapi bukan juga hewan yang nggak punya hati nurani. Jadilah manusia yang benar-benar manusia. Karena telah kusematkan itu pada namamu, Arkadievich. Sang anak semesta.
**
Terimakasih sudah 4 tahun mendidik kami menjadi orang tua, Jiwo. Mari terus hebat seperti kita biasanya. Bertiga, utuh, bahagia.
Peluk sayang,
Bapak dan Ibu
doanya bagus sekali :)
BalasHapusJiwo syang apapun yang terbaik buatmu selalu kudoakan... Ibu dan bapakmu luar biasa. Peluk cium buat Jiwo. :*
BalasHapusYang terbaik untuk arka.. doa doa yang penuh arti ��
BalasHapusBacanya meleleh, selamat ulang tahun Jiwo.
BalasHapusSegala yang baik di tambahkan aamiin
Selamat Ulang tahun Mas Jiwo... Kapan-kapan foto sama Salfa ya, biar besok gede ingat kalau ada anak ceriwis yg foto sama orang hebat sepertimu
BalasHapusJleb sobat, doa yang keren dan membumi, tapi konsekwensi tulisan ini bisa membuat penulis di bilang kuminis, pro Ahok kapir, gak nasionalis dlssssss,....saya juga pernah digituin (eee.. lah curhat?!)
BalasHapusbdw, mantab tulisannya....
Selalu didoakan yang terbaik buat Jiwo. Semoga selalu sehat.
BalasHapusbrembes mili saya mba.. baca ini... bacaan terberat yg pernah saya baca, bagaimana tidak berat, ultah ke-4 tapi wejangannya daleeem banget.
BalasHapusSelamat ulang tahun jiwo sayang.. tetaplah menginspirasi, seperti bapak dan ibumu yg menginspirasi bude (hehehe) :)
Sehat terus ya Jiwo dan panjang umur
BalasHapusJiwo, jadilah anak yg selalu menyejukkan orang tua.
BalasHapusJuga semesta. :))
Selamat ulang tahun Jiwo..kamu beruntung punya orang tua yang luar biasa.. :)
BalasHapusJiwo, ini Om Frans. Teman kos Bapak mu. Salam kenal.
BalasHapusSelamat Ulang Tahun Jiwo, doaku cuma satu.. Semoga kamu mau mengamini doa kedua orang tuamu yang sudah terlanjur sempurna untukmu..
BalasHapusselamat ulang tahun jiwo, semuanya sayang kamu. :)
BalasHapusTerharu sekali baca sia-sia untuk Jiwo, semoga saya bisa Jadi orangtua yg hebat seperti bapak dan ibu jiwo
BalasHapusTerharu sekali baca sia-sia untuk Jiwo, semoga saya bisa Jadi orangtua yg hebat seperti bapak dan ibu jiwo
BalasHapusSelamat ulang tahun Jiwo, segala doa yang terbaik untukmu ya.
BalasHapusUlang tahunnya sama nih dengan Alicia :)
Keren doanya, jadi terinspirasi buat bikin beginian pas abhi ultah. Hihihi
BalasHapusAaaah... jiwo.. bapak dan emakmu itu walaupun katrok tapi keren maksimal... entah gimana ceritanya walaupun kocak dan slengean tapi kok aq malah mbrebes mili...
BalasHapusini doa anti mainstream dan akan segera viral dalam waktu dekat! hahaha...
Selamat Ulang Tahun ya mas Jiwo.. semoga menjadi yang terbaik versimu ya nak.. big love and hugs,
Mamoy Asaboy ^_^
Jiwooo selamat uloang tahun nak :))
BalasHapusDan aku mewek.. Karena perlu banyak belajar jadi orang tua yang menetapkan keteguhan seperti ini. Selamat ulang tahun, Jiwo. Semoga hidupmu benar-benar berguna untuk sesama
BalasHapusAamiin untuk doanya. Btw, Jiwo lahir 4,5kg?Uwooow... Endutnyaa. :D
BalasHapusAq terharu bacanyaaaaa
BalasHapusTulisan dsini selalu apik2
BalasHapusAku suka doanya
BalasHapusSelamat ulang tahun Jiwo.. bersyukurlah karena kamu mempunyai kedua orang tua yg hebat.
BalasHapusSelamat ulang tahun jiwo....doa orangtuamu keren sekali moga dikabulkan yang maha kuasa
BalasHapusSelamat ulang tahun Jiwo... Bahagia dan sehat selalu.
BalasHapus*usap air mata*
BalasHapusselamat ulang tahun Jiwo... aamiin untuk semua doa Bapak dan Ibu ya :)
BalasHapusPak, kalau soal agama itu harga mati pak. Jangan menilai agama dari org nya Tapi pelajari lah langsung dari kitab nya. Apa yg di perintahkan dan di larang, hrs nya kita meng imani nya juga. Jng hanya sebagian yg bpk percaya namun sebagian lagi (dari firmam tuhan),bpk menolak nya. Unless mmg agama hny utk di cantum kan di ktp saja. Atau memang pemahaman agama nya kurang.
BalasHapustepat sekali, mbak. makanya kami ingin Jiwo belajar agama dengan nurani, bukan dengan hal hal cetek semacam hafalan dan labelitas :)
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAmin
BalasHapusSaya sampai menelan air mata saking terharu baca ini.
BalasHapusBeruntungnya kau Nak.
Selamat ulang tahun mas Jiwo
BalasHapusIihh si baby nguwil cudah becal.. Sudah bisa ngomong R belum? Hihihi
BalasHapusJiwo, ini Tante Winda. Kamu harus jadi anak yg rock n roll yak~ ceyamat uyang tauuun :*
BalasHapusJiwo, ini Tante Winda. Kamu harus jadi anak yg rock n roll yak~ ceyamat uyang tauuun :*
BalasHapusSelamat ulang tahun mas Jiwo kesayangan bapak dan Ibu
BalasHapusMerinding bacanya. Tulisan yg super keren!
BalasHapusBener. Soleh jaman sekarang belum tentu mau mungut sampah berserakan di jalan. Paling paling cuma bilang "Ini kotor banget! Petugas kebersihannya gak becus!"
Soleh jaman sekarang juga belum tentu mau antri dengan sabar. Sogok sana sogok sini demi cepat dilayani.
Ah mbuh
Hahahahaha suka sama doa doanya. Mujarab.
Eh iya lupa. Kamu beruntung punya dua orang tua super cerdas Wo Jiwo. Yg membebaskanmu milih apa yg kamu mau. Kakak ndop dulu gak gitu soalnya. Harus berjuang super keras untuk "melawan" demi passion kakak Ndop. Tanpa dukungan perjuangan akan lebih berat. Kamu benruntung banget. Dengan dukungan kedua orang tua, segala passionmu akan gampang tercapai dan bermanfaat buat orang banyak.
Lucky you!
AKU SUKAK TULISANNYA, #Bodoamatsamayanggaksuka "Jiwo hanya perlu menjadi orang yang ber-Tuhan. Baik atau buruk kamu lihat dari nurani, bukan dari label. Ingatlah Tuhan dalam hatimu, dalam jiwamu, dalam setiap napasmu. Mempelajari agama apapun yang kamu yakini kelak. Menjadi orang yang mampu menjalankan habluminallah dan habluminannas dengan baik, sudah. " #GakBisaGakSetuju #IloveyouJiwo
BalasHapusselamat ulang tahun jiwo, terima kasih juga sudah memberikan pelajaran untuk orang lain meski kamu enggak sadarj
BalasHapusSelamat ulang tahun, Jiwo. Semoga berkah usiamu. Semoga bisa memenuhi harapan ibu bapakmu :).
BalasHapusTerharu.
Selamat ulang tahun jiwo, semoga Allah mengijabah doa ibu bapakmu
BalasHapusBagus mbak.. Setuju sekali dgn doa2 kalian utk Jiwo.. Apalagi doa dr bapaknya.. Semoga aq jg bs jd ortu spt kalian. Amien.
BalasHapusTemplate blognya ganti yg responsive ya...biar tambah meledak trafficnya....
BalasHapus:) salut dengan kata-kata mak Jiwo satu ini... always the best ya mbak
BalasHapusWoooo bagus banget
BalasHapusMaknanya dlm bgt...selamat ultah jiwo...
BalasHapusTp doa yg ttg "soleh" kalo saya akan, ingin dan sudah (baru sebagian kecil) mengajarkan kepada anak saya (umur 2 th) agar menjalankan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya.. bercontoh kpd sunnah dan akhlak nabi saw
BalasHapuslagi buka pesbuk dikasih link dari temen..isinya ginian :)..
BalasHapus@ bapake : mungkin anda lebih paham makna soleh yang bisa di share
@ ibuke : yakin kuat melihat anak sendiri berbeda keyakinan kelak ?? kecuali anda sudah menilai semua agama benar semua ( gak masuk akal sih ) bagaimana mungkin semua agama benar,padahal Tuhannya saja beda2..
tulisannya bagus,sayang doa yang di ucapakn justru berbahaya dari sisi aqidah untuk sang anak kelak..nice share :)
ini terlihat bagus dari awal sampai akhir, hanya saja ada yang fatal... yaitu semangatnya adalah benar "berguna untuk sesama" sesuai sabda rasulullah bahwa "sebaik-baiknya orang adalah orang yang bermanfaat bagi manusia"...namun dalam cara mencapai tujuan itu mengabaikan firman alloh swt dalam surat attahrim ayat 6 bahwa "hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka" sedangkan surat ali imran allah berfirman bahwa "sesungguhnya agama disisi Allah hanyalah islam".
BalasHapusnah disitulah ilmu berperan bessar dalam pendidikan anak, utamanya ilmu aqidah dan akhlaq ditunjang syariat yang harus dimiliki oleh orang tua sehingga tidak salah dalam cara berpikir mendidik anak.
luar biasa doa2 nya, semoga kelak sang anak setelah mempunyai penilaian sendiri bisa mengingat dan memaknai doa ini.
BalasHapusAamiin
Terharu baca ini. Semoga jiwo membaca pesan ini saat dia sudah bisa membaca :')
BalasHapussekali lagi....saya nangis baca artikelnya mbak pungky. Saay ijin share ini ke bapaknya anak-anakku ya mbak. Maksaih sudah menulis ini, saya speechless mau komen apa, karena mata saya udah penuh sama air begini....
BalasHapusJangan jadi pedagang atau pengusaha jika kamu menggaji karyawanmu tidak adil atau menggaji rendah atau membuat dirimu semakin kaya sementara karyawanmu keadaannya tidak berubah dari tahun ke tahun.
BalasHapus